Padang (ANTARA News) - Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Tarman Azzam mengatakan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) serentak di Sumatera Barat pada 30 Juni 2010 merupakan berometer proses demokrasi nasional.

"Sumbar pada 2010 menggelar 14 Pemilukada secara serentak yang merupakan terbesar dalam rangkaian pemilihan kepala daerah di Indonesia. Karena itu, teropong demokrasi berbagai penjuru di negeri ini tertujuh ke Ranah Minang," kata Mantan Ketua PWI Pusat, Tarman Azzam di Padang, Selasa.

Tarman juga menyampaikan pada forum Work Shop "Pendidikan Politik Berbasis Jurnalistik Berorientasi Peningkatan Kesadaran Ketahanan Kembangsaan dalam Pemilukada" diselenggaran Mapilu-PWI di Kantor PWI Cabang Sumbar, (21/6).

Tampil sebagai pembicara acara yang dihadiri para wartawan dan redaktur media cetak dan elektronik di Sumbar itu, Akademisi dari Universitas Andalas (Unand), Prof. Dr. Bustanudin Agus, Direktur III Ditjen Kesbangpol Kemendagri, Dr. Ir. Suhatmansyah, Ketua Mapilu-PWI, Hendra J Kede.

Menurut Tarman, suksen penyelenggaraan Pemilukada Sumbar, akan sangat menentukan bagi proses perjalanan demokrasi di Indonesia selanjutnya.

Terkait, akan menjadi contoh teladan bagi daerah-daerah lain yang juga melaksanakan pesta pemilihan langsung. Secara nasional 2010, Pemilukada telah berlangsung lebih 80 daerah, termasuk yang terbaru pemilihan gubernur Jambi dan pemilihan wali kota Medan.

Belakangan ini, katanya, muncul sikap khawatir, bosan dan resah pada banyak pihak karena meletusnya hura-hara pasca Pemilukada di sejumlah daerah.

Pertama munculnya setelah pecahnya anarkis Pemilukada, antara lain di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kabupaten Bima di Nusa Tenggara Barat dan Buton, Sultra.

Jadi, katanya, kini Sumbar yan dikenal daerah kampiun demokrasi, yang banyak memiliki cerdik pandai dan para bijak, diuji oleh sejarah apakah mampu melaksanakan Pemilukada yang benar-benar demokratis dan sukses.

Apalagi, tambahnya, selama ini Sumbar telah mampu menunjukan proses pelaksanaan pemilu, baik legistatif, Pilpres berlangsung dengan aman, tertib tanpa menimbukan konflik setelah penyelenggaraan.

Terkait, jiwa besar politisi yang ikut bertarung dalam pemilu sudah teruji, tentu hal itu harus dibuktikan juga dengan pelaksanaan Pemilukada serentak Sumbar pada 2010.

"Pemilukada yang damai, aman, tertib serta berkualitas memberikan keuntungan bagi masyarakat di daerah. Sebaliknya kalau menimbulkan konflik akan berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat dalam berbagai segi kehidupan," katanya.

Oleh karena itu, dalam upaya mewujudkan Pemilukada yang aman dan damai, perlu keterlibatan semua komponen di daerah itu, serta tak kalah pentingnya insan pers harus mampu memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat.

Pelaksanaan Pemilukada serentak Sumbar akan berlangsung pada 30 Juni 2010 yang diikuti sebanyak 68 pasangan calon kepala daerah, lima di antaranya calon gubernur-wakil gubernur periode 2010-2015.

Kabupaten dan kota yang menggelar Pemilukada, meliputi Kabupaten Agam, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman Barat, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Sijunjung, Dharmasraya.

Selanjutnya, Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan, dan dua pemilihan pasang wali kota-wakil wali kota, yakni Kota Solok dan Bukittinggi.

Sementara itu, warga Sumbar yang disahkan masuk dalam Daftar Pemilihan Tetap (DPT) Pemilukada Sumbar, tercatat 3.319.459 orang, terdiri sebanyak 1.627.724 laki-laki dan 1.691.735 perempuan. (Ant/K004)