Sentani (ANTARA News) - Lomba menganyam rambut perempuan masyarakat Sentani pada hari kedua Festival Danau Sentani, dibanjiri peserta sehingga panitia terpaksa menolak puluhan calon peserta yang datang di kawasan Wisata Pantai Kalkhote, Kabupaten Jayapura..

"Pesertanya banyak sekali pak. Baru setengah jam pendaftaran dibuka, sudah lebih 50 pendaftar, sehingga terpaksa kami menutup pendaftaran," kata Egbert Popeu, koordinator tim juri lomba menganyam rambut Festival Danau Sentani (FDS) ke-3.

Menurut dia, lomba menganyam rambut ini baru pertama kali digelar dalam FDS sehingga persiapannya juga belum begitu mantap. Hanya ada tiga orang juri, seorang koordinator tim dan dua anggota panitia sehingga tidak mampu untuk melaksanakan lomba dengan peserta sampai ratusan orang hanya dalam tempo sekitar enam jam.

"Pada FDS tahun mendatang, lomba ini diharapkan akan dilaksanakan selama tiga hari dengan melalui babak penyisihan sehingga semua peserta bisa diakomodasi," ujar pejabat Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Jayapura itu.

Menurut Egbert, ada tiga kriteria utama penilaian dalam lomba ini yakni tema yang dipilih, kreativitas dan waktu yang dipakai untuk menyelesaikan penganyaman.

Tema yang dipilih harus sesuai dengan adat, budaya dan kekayaan alam masyarakat lokal seperti thema ukiran, ular, cacing, kembang, kipas dan burung cenderawasih. Sedangkan soal kreativitas akan dilihat kemampuan penganyam menciptakan kreasi baru, kerapihan serta keindahan sementara waktu yang diberikan adalah satu jam.

Setelah menggelar rapat selama hampir dua jam, tim juri kemudian menetapkan pemenang yakni juara I Serli Sokoi dari kampung Yoboy dengan tema cacing dan juara II Ondi dari kampung Sereh dan juara III Salomina Apaseray dari Waena dan sembilan lainnya pemenang harapan.

Juara I sampai III masing-masing mendapatkan hadiah televisi berwarna 21 inc, 14 inch dan CD player, sedang hadiah hiburan terdiri atas radio tape, blender, rice cooker dan sejumlah benda lainnya.

Christina, seorang penganyam rambut dari Waena yang mengaku telah dua kali memenangkan lomba seperti ini dalam beberapa kegiatan di Jayapura mengharapkan lomba ini dilaksanakan lebih profesional dan tidak terburu-buru serta menampung peserta lebih banyak lagi.

Menurut dia, keterampilan menganyam rambut perempuan Papua yang keriting seperti ini sudah menjadi salah satu mata pencaharian baru yang dapat menghasilkan uang yang besar. Karena itu, lomba seperti ini akan memacu masyarakat lokal untuk meningkatkan keterampilan mereka, ujar Christina.
(R007/B010)