Kendari (ANTARA News) - Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI, Laksamana Pertama TNI Bambang Wahyudi, mengatakan bahwa dalam menjangkau pengamanan laut dengan mengandalkan kekuatan armada yang ada, TNI tetap mengutamakan pada operasional daerah-daerah rawan.

"Kalau dulu kegiatan operasional dengan mengandalkan kapal-kapal perang TNI itu harus disiagakan dan menjangkau semua wilayah pesisir, namun dengan kondisi yang ada saat ini lebih diutamaakan dulu daerah rawan yang ada di wilayah perbatasan," katanya kepada wartawan usai melantik dan serah terima jabatan Komandan Pangkalan TNI-AL di Kendari, Senin.

Serah terima jabatan Danlanal Kendari dari pejabat lama Kolonel Laut Diddik Setioyono kepada penggantinya Kolonel Laut (P) Yuwono, dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Brigjen TNI (Purn) HM Saleh Lasatra, di Markas Lanal Kasilampe, Kota Kendari.

Danlanal Kendari yang baru, Yuwono sebelumnya sebagai Asisten Khusus Materail Kohanudnas TNI-AL dan pejabat lama Didik Setioyono mendapat tugas belajar di Seskolanal Komando TNI di Bandung.

Menurut Laksamana Pertama Bambang Wahyudi, kalau dulu kegiatan operasional TNI lebih leluasa dan bisa menjangkau seluruh wilayah namun karena keterbatasan armada termasuk pasokan bahan bakar minyak (BBM) maka saat ini dibatasai sesuai dengan tugas dan prioritas.

"Jadi kegiatan operasiponal di laut tetap jalan seperti biasanya, dengan mengandalkan operasional intelejen. Hanya saja difokuskan pada kawasan-kawasan yang rawan," katanya.

Menurut jenderal bintang satu itu, kawasan Timur dan Barat bila dilihat dari jangkauan wilayahnya memang lebih luas di wilayah indonesia bagian timur, tetapi bila dilihat dari insentitas kerawanannya justru di daerah barat yang lebih rawan.

Terkait dengan kawasan daerah rawan dibagian timur dengan jumlah personil TNI-AL, Bambang Wahyudi mengatakan untuk daerah seperti Ambalat dan pulau-pulau terluar masih tetap harus menjadi perhatian dan sentuhan oleh TNI dan pemerintah.

"Kasihan kan masyarakat yang ada di wilayah pulau-pulau terluar. Mereka itu harus diperlakukan dan mendapat perlindungan yang sama sebagai warga Indoensia," katanya.

Wakil Gubernur Sultra, HM Saleh Lasata, dalam amanatnya mengatakan tugas TNI-Al sebagai bagian dari pemerintah di Sultra tidaklah ringan, karena di Sultra lebih luas wilayah lautannya dibanding dengan daratannya.

Menurut Saleh Lasata, atas nama pemerintah provinsi menyampaikan terimah kasih kepada mantan Danlanal Kendari, Kolonel Didik Setioyono yang bertugas hampir dua tahun di Sultra, telah memperlihatkan kemajuan dan hubungan kemitraan yang dibanguan selama ini.

Sementara pejabat yang baru, Kolonel Yowono, atas nama pemerintah juga menyamapaikan selamat datang di "Bumi Anoa" dan dapat melanjutkan hubungan yang lebih baik dengan pemerintah dan masyarakat di Sultra.
(T.A056/P003)