Medan, 20/6 (ANTARA) - Tren permintaan pupuk organik di Sumatera Utara meningkat dibandingkan tahun lalu atau sudah mencapai 9.123 ton hingga Mei 2010.

"Padahal pada Januari hingga Desember 2009, penyaluran pupuk organik atau Petroganik masih mencapai 14.607 ton. Penyaluran yang semakin tinggi itu menggembirakan karena berarti menunjukkan minat petani menggunakan pupuk organik itu semakin tinggi," kata Supervisor PT Petrokimia Gresik Wilayah Sumut, Ki Hari di Medan, Minggu.

Namun, kata dia, meski permintaan tren meningkat tetapi dinilai masih belum optimal sehingga memang diperlukan sosialisasi terus menerus dan itu sudah dilakukan Petrokimia.

Sosialisasi dinilai semakin perlu karena pemerintah terus meningkatkan alokasi pupuk organik itu dengan harapan petani tidak semata tergantung dengan pupuk kimia .

Tahun ini, alokasi pupuk organik bersubsidi untuk Sumut misalnya mencapai 58.644 ton dari 29.000 ton tahun lalu.

"Petrokimia berharap permintaan pupuk organik itu terus meningkat dan manajemen siap menyalurkannya," katanya.

Stok pupuk organik itu sendiri cukup memadai atau mencapai 8.295 ton dimana sebanyak 5.911 ton sudah di gudang dan 2.384 ton sedang dalam posisi dibongkar di Pelabuhan Belawan,

"Stok itu cukup memadai karena pada Juni ini kebutuhan pupuk organik hanya 3.877 ton," katanya.

Mengenai investor baru pabrik pupuk di Sumut, menurut Hari, dewasa ini ada enam permintaan yang sedang diproses di Petrokimia.

Hari tidak bersedia merinci nama calon investor itu dengan dalih tidak etis mengingat belum disetujui manajemen.

"Tetapi rencana pembangunan pabrik pupuk itu antara lain di Deli Serdang dan Langkat," katanya.

Kepala BPS Sumut, Alimuddin Sidabalok, mengatakan, nilai impor pupuk Sumut pada kuartal I 2010 naik cukup besar yakni 231,40 persen atau menjadi 73,557 juta dolar AS dari periode sama 2009 yang masih 22,196 juta dolar AS.

"Perlu dipertanyakan kenapa masih cukup banyak impor kalau stok pupuk dinyatakan aman," katanya. (JRD/K004)