KH Said Aqil sebut intoleran bertentangan dengan Islam
6 April 2021 20:38 WIB
Ketua Umum Nadhlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj saatmenghadiri pengukuhan pengurus PCNU Kabupaten Bogor di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/4/2021). (ANTARA/M Fikri Setiawan)
Cibinong, Bogor (ANTARA) - Ketua Umum Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menyebutkan bahwa sifat intoleran merupakan hal yang bertentangan dengan Islam.
"Mengutuk segala bentuk kekerasan. Intoleransi saja itu bertentangan dengan Islam," ungkapnya usai menghadiri pengukuhan pengurus PCNU Kabupaten Bogor di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa, saat dimintai pendapatnya mengenai rentetan aksi teror di Indonesia belakangan ini.
Ia menyebutkan bahwa, umat Islam bahkan tidak dibolehkan untuk memaksa umat lain untuk memeluk agama Islam.
"Hasyim AL Khazraj punya anak, ga mau masuk Islam. Marah ayahnya, mau dibunuh mengancam anaknya. Turun ayat La Iqra Fiddin, tidak boleh memaksa masuk Islam. Itu sejarah. Tidak boleh ada paksaan intimidasi," tutur KH Said Aqil.
Baca juga: Duta Damai Dunia Maya dan upaya menyelamatkan milenial dari terorisme
Baca juga: Cegah terorisme, perlu kolaborasi erat pemerintah dan masyarakat
Baca juga: DN PIM tidak setuju skeptisme warga atas aksi terorisme
Senada, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bogor Saepudin Muhtar alias Gus Udin menyebutkan bahwa rentetan aksi teror yang dianggap melibatkan suatu agama, justru merupakan perilaku yang dimusuhi oleh semua agama.
"Aksi yang dilaksanakan dan terjadi akhir-akhir ini kejahatan kemanusiaan yang merupakan musuh semua agama, kejahatannya tidak dibenarkan agama apapun," terangnya.
Ketua Bidang Pendidikan MUI Kabupaten Bogor itu berharap ada benteng yang kokoh pada setiap diri warga, agar tidak terkontaminasi paham radikal yang mengatasnamakan agama.
"Masyarakat Kabupaten Bogor dengan kultur religius diharapkan bisa membentengi diri dari badai tsunami pemikiran-pemikiran (radikal) itu," kata Gus Udin.
"Mengutuk segala bentuk kekerasan. Intoleransi saja itu bertentangan dengan Islam," ungkapnya usai menghadiri pengukuhan pengurus PCNU Kabupaten Bogor di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa, saat dimintai pendapatnya mengenai rentetan aksi teror di Indonesia belakangan ini.
Ia menyebutkan bahwa, umat Islam bahkan tidak dibolehkan untuk memaksa umat lain untuk memeluk agama Islam.
"Hasyim AL Khazraj punya anak, ga mau masuk Islam. Marah ayahnya, mau dibunuh mengancam anaknya. Turun ayat La Iqra Fiddin, tidak boleh memaksa masuk Islam. Itu sejarah. Tidak boleh ada paksaan intimidasi," tutur KH Said Aqil.
Baca juga: Duta Damai Dunia Maya dan upaya menyelamatkan milenial dari terorisme
Baca juga: Cegah terorisme, perlu kolaborasi erat pemerintah dan masyarakat
Baca juga: DN PIM tidak setuju skeptisme warga atas aksi terorisme
Senada, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bogor Saepudin Muhtar alias Gus Udin menyebutkan bahwa rentetan aksi teror yang dianggap melibatkan suatu agama, justru merupakan perilaku yang dimusuhi oleh semua agama.
"Aksi yang dilaksanakan dan terjadi akhir-akhir ini kejahatan kemanusiaan yang merupakan musuh semua agama, kejahatannya tidak dibenarkan agama apapun," terangnya.
Ketua Bidang Pendidikan MUI Kabupaten Bogor itu berharap ada benteng yang kokoh pada setiap diri warga, agar tidak terkontaminasi paham radikal yang mengatasnamakan agama.
"Masyarakat Kabupaten Bogor dengan kultur religius diharapkan bisa membentengi diri dari badai tsunami pemikiran-pemikiran (radikal) itu," kata Gus Udin.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021
Tags: