Cilacap (ANTARA News) - Ditengah cuaca yang tidak menentu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terus mewaspadai kemungkinan munculnya lonjakan penderita penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah dengue (DBD).

Kewaspadaan penting karena di daerah ini sejak Januari hingga 17 Juni tercatat sudah 191 orang yang terserang DBD dan dua penderita diantaranya meninggal dunia pada April.

"Di saat kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, peningkatan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk perlu diwaspadai, terutama DBD dan chikungunya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinkes Cilacap, Sartono, Jumat.

Dari jumlah penderita itu, tujuh diantaranya bahkan merupakan penderita baru dalam empat hari terakhir karena berdasarkan pantauan Dinkes hingga 14 Juni 2010 hanya tercatat 184 penderita.

Sementara jumlah penderita chikungunya, kata dia, dalam periode Januari hingga 17 Juni 2010 tercatat lebih dari 5.000 orang.

"Kami sedikit merasa tenang karena penyakit chikungunya tidak menyebabkan kematian meskipun nyamuk penyebarnya sama dengan DBD, yakni Aedes Aegepty," katanya.

Selain itu, kata dia, jumlah penderita DBD mengalami penurunan jika dibanding dengan periode yang sama tahun 2009 yang mencapai 465 orang.

Kendati demikian, dia mengatakan, Dinkes tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya lonjakan jumlah penderita DBD di Cilacap meskipun berdasarkan pantauan tahun-tahun sebelumnya, puncak lonjakan terjadi pada bulan Mei.

"Sekarang pola musimnya berubah sehingga kami harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan jumlah penderita DBD maupun chikungunya," katanya menegaskan.

Disinggung mengenai penyebaran penyakit malaria, dia mengatakan, penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles dan menyerang 43 warga di Kecamatan Kampunglaut pada bulan April lalu, kini sudah tidak muncul lagi.

"Setelah kami pantau selama dua masa inkubasi, penyakit malaria sudah tidak muncul lagi di Kampunglaut," katanya.

(ANT/S026)