Pemkab Batang kirab pusaka dan gunungan hasil bumi
5 April 2021 19:59 WIB
Bupati Batang Wihaji menyerahkan pusaka Payung Tunggul Pengayom kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk dikirab dalam rangkaian peringatan HUT ke-55 Kabupaten Batang, Senin (5/04/2021). (ANTARA/Kutnadi)
Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menggelar kirab sejumlah pusaka dan gunungan hasil bumi dalam rangkaian kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun ke-55 Kabupaten Batang, Senin.
Bupati Batang Wihaji di Batang, mengatakan bahwa kegiatan tradisi dan budaya warisan leluhur ini harus tetap dilestarikan meski dilakukan secara sederhana karena masih dalam masa pandemi COVID-19.
"Kirab budaya memang dilakukan secara sederhana karena saat ini masih dalam masa pandemi. Jika sebelumnya, kirab dilakukan mengelilingi kota tetapi kini hanya di sekitar pendopo kantor bupati," katanya.
Baca juga: Kirab pusaka tombak Abirawa digelar sambut HUT Kabupaten Batang-Jateng
Baca juga: Kirab pusaka Keraton Surakarta menarik ribuan orang ke jalan
Sejumlah pusaka yang dikirab antara lain pusaka Tombak Abirawa, Payung Tunggul Pengayom, 17 tombak pendamping, dan hasil bumi.
Wihaji mengatakan perayaan HUT ke-55 Kabupaten Batang dilaksanakan secara sederhana dan mematuhi protokol kesehatan ketat sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Oleh karena, kami menyampaikan permohonan maaf pada masyarakat yang tidak bisa menyaksikan secara langsung pada kirab pusaka. Kendati demikian, masyarakat bisa melihat secara langsung secara virtual melalui You Tube," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Akhamd Taufiq mengatakan bahwa pusaka Tombak Abirawa merupakan senjata yang digunakan pejuang pada saat merebut kemerdekaan sehingga berdirinya Kabupaten Batang.
"Kirab pusaka ini harus 'diuri–uri' dan dilestarikan sebagai simbol kehormatan bagi masyarakat Batang," katanya.
Baca juga: Empat pusaka Banyumas dikirab di Puwokerto
Baca juga: Suasana sakral 1 Suro selimuti Keraton Solo
Bupati Batang Wihaji di Batang, mengatakan bahwa kegiatan tradisi dan budaya warisan leluhur ini harus tetap dilestarikan meski dilakukan secara sederhana karena masih dalam masa pandemi COVID-19.
"Kirab budaya memang dilakukan secara sederhana karena saat ini masih dalam masa pandemi. Jika sebelumnya, kirab dilakukan mengelilingi kota tetapi kini hanya di sekitar pendopo kantor bupati," katanya.
Baca juga: Kirab pusaka tombak Abirawa digelar sambut HUT Kabupaten Batang-Jateng
Baca juga: Kirab pusaka Keraton Surakarta menarik ribuan orang ke jalan
Sejumlah pusaka yang dikirab antara lain pusaka Tombak Abirawa, Payung Tunggul Pengayom, 17 tombak pendamping, dan hasil bumi.
Wihaji mengatakan perayaan HUT ke-55 Kabupaten Batang dilaksanakan secara sederhana dan mematuhi protokol kesehatan ketat sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Oleh karena, kami menyampaikan permohonan maaf pada masyarakat yang tidak bisa menyaksikan secara langsung pada kirab pusaka. Kendati demikian, masyarakat bisa melihat secara langsung secara virtual melalui You Tube," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Akhamd Taufiq mengatakan bahwa pusaka Tombak Abirawa merupakan senjata yang digunakan pejuang pada saat merebut kemerdekaan sehingga berdirinya Kabupaten Batang.
"Kirab pusaka ini harus 'diuri–uri' dan dilestarikan sebagai simbol kehormatan bagi masyarakat Batang," katanya.
Baca juga: Empat pusaka Banyumas dikirab di Puwokerto
Baca juga: Suasana sakral 1 Suro selimuti Keraton Solo
Pewarta: Kutnadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: