Komipo Indonesia gandeng RuKo salurkan bantuan ke PKG Way Kambas
3 April 2021 20:26 WIB
Komipo Energy Indonesia menggandeng Perkumpulan Rumah Kolaborasi (RuKo) untuk menyalurkan bantuan sarana ke Pusat Konservasi Gajah (PKG) Way Kambas, di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. ANTARA/HO-Dok. RuKo
Bandarlampung (ANTARA) - Korea Midland Power (Komipo) Energy Indonesia menggandeng Perkumpulan Rumah Kolaborasi (RuKo) untuk menyalurkan bantuan sarana ke Pusat Konservasi Gajah (PKG) Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Bantuan tersebut di antaranya tangga treatment, kendaraan bermotor untuk mengangkut kotoran gajah, tempat cuci tangan, dan lampu solar cell untuk kandang gajah.
Menurut Zulfaldi, pegiat RuKo--konsorsium pelaku pemberdayaan masyarakat dan lingkungan di Lampung, di Bandarlampung, Sabtu, penyaluran bantuan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus).
Ia berharap bantuan ini dapat bermanfaat untuk pelestarian gajah sumatera di PKG (dulu Pusat Latihan Gajah/PLG) Way Kambas.
"Program ini bertujuan untuk melestarikan dan melindungi gajah sumatera yang tidak memiliki induk," kata Zulfaldi pula.
Baca juga: JBI edukasi masyarakat tidak menggangu habitat satwa liar
Ia menjelaskan, pihaknya sudah beberapa melakukan kunjungan dan meninjau ke PKG Way Kambas, terakhir pada 24 Maret 2021 lalu.
Diketahui sebelumnya, PKG Way Kambas mengasuh anak gajah sumatera yang ditinggalkan rombongannya. Anak gajah yang diberi nama "Sugeng" itu, diselamatkan di dekat perkampungan warga sekitar Taman Nasional Way Kambas (TNWK), delapan tahun lalu.
“Jadi, bantuan ini sebagai bentuk kepedulian kami (Komipo dan RuKo) dengan 'Sugeng' dan gajah di Way Kambas,” ujar Zulfaldi.
Baca juga: Populasi Harimau dan Gajah mengkhawatirkan akibat perburuan liar
Drh Diah Esti Anggraini, Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TNWK menyambut baik bantuan tersebut.
Menurutnya, sarana dan peralatan yang diberikan Komipo-RuKo memang sedang dibutuhkan PKG Way Kambas.
"Kalau tangga itu kita sebenarnya sudah punya. Cuma memang kurang maksimal. Kami bikin yang baru yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan," kata dia pula.
Diah juga berharap alat ini dapat awet dipakai dan bermanfaat. "Semoga alatnya tidak cepat rusak, bisa dipakai berulang-ulang dan bertahun-tahun," katanya lagi.
TNWK merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis tersisa di Sumatera dengan fauna langka di dalamnya yang perlu dilestarikan, termasuk gajah dan harimau sumatera. Terdapat pula puluhan gajah jinak terdidik dan terlatih di PKG Way Kambas serta Rumah Sakit (RS) Gajah yang disiapkan untuk merawat dan mengobati gajah liar maupun jinak yang sakit.
Baca juga: Gajah sumatra ditemukan dengan puluhan luka di Aceh Timur
Baca juga: KEE Sumsel diprioritaskan untuk pelestarian harimau dan gajah
Bantuan tersebut di antaranya tangga treatment, kendaraan bermotor untuk mengangkut kotoran gajah, tempat cuci tangan, dan lampu solar cell untuk kandang gajah.
Menurut Zulfaldi, pegiat RuKo--konsorsium pelaku pemberdayaan masyarakat dan lingkungan di Lampung, di Bandarlampung, Sabtu, penyaluran bantuan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus).
Ia berharap bantuan ini dapat bermanfaat untuk pelestarian gajah sumatera di PKG (dulu Pusat Latihan Gajah/PLG) Way Kambas.
"Program ini bertujuan untuk melestarikan dan melindungi gajah sumatera yang tidak memiliki induk," kata Zulfaldi pula.
Baca juga: JBI edukasi masyarakat tidak menggangu habitat satwa liar
Ia menjelaskan, pihaknya sudah beberapa melakukan kunjungan dan meninjau ke PKG Way Kambas, terakhir pada 24 Maret 2021 lalu.
Diketahui sebelumnya, PKG Way Kambas mengasuh anak gajah sumatera yang ditinggalkan rombongannya. Anak gajah yang diberi nama "Sugeng" itu, diselamatkan di dekat perkampungan warga sekitar Taman Nasional Way Kambas (TNWK), delapan tahun lalu.
“Jadi, bantuan ini sebagai bentuk kepedulian kami (Komipo dan RuKo) dengan 'Sugeng' dan gajah di Way Kambas,” ujar Zulfaldi.
Baca juga: Populasi Harimau dan Gajah mengkhawatirkan akibat perburuan liar
Drh Diah Esti Anggraini, Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TNWK menyambut baik bantuan tersebut.
Menurutnya, sarana dan peralatan yang diberikan Komipo-RuKo memang sedang dibutuhkan PKG Way Kambas.
"Kalau tangga itu kita sebenarnya sudah punya. Cuma memang kurang maksimal. Kami bikin yang baru yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan," kata dia pula.
Diah juga berharap alat ini dapat awet dipakai dan bermanfaat. "Semoga alatnya tidak cepat rusak, bisa dipakai berulang-ulang dan bertahun-tahun," katanya lagi.
TNWK merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis tersisa di Sumatera dengan fauna langka di dalamnya yang perlu dilestarikan, termasuk gajah dan harimau sumatera. Terdapat pula puluhan gajah jinak terdidik dan terlatih di PKG Way Kambas serta Rumah Sakit (RS) Gajah yang disiapkan untuk merawat dan mengobati gajah liar maupun jinak yang sakit.
Baca juga: Gajah sumatra ditemukan dengan puluhan luka di Aceh Timur
Baca juga: KEE Sumsel diprioritaskan untuk pelestarian harimau dan gajah
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: