Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi masih bertahan karena perdagangan kedua mata uang itu agak berimbang meski dolar AS melemah terhadap euro.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi Rp9.175-Rp9.185 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.165-Rp9.175 atau melemah tujuh poin.

Dirut PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, rupiah agak tertekan oleh merosotnya saham-saham di Amerika Serikat meski dolar melemah terhadap euro.

Melemahnya indeks Dow Jones itu setelah lembaga pemeringkat Moody`s menurunkan peringkat utang pemerintah Yunani menjadi status junk yang menimbulkan kekhawatiran bagaimana Athena dapat membayar utangnya.

"Berita utama Yunani menjadi pendorong penurunan bertahap moderat di pasar saham," tuturnya.

Euro naik menjadi 1,2223 dolar dari 1,2106 dolar. Terhadap yen, dolar merosot menjadi 91,56 dari 91,61 yen.

Menurut dia, posisi rupiah yang masih berada di bawah angka Rp9.200 per dolar cukup baik, apalagi koreksi harga terhadap mata uang Indonesia tidak besar.

Namun, posisi rupiah di level itu masih dapat bergerak naik karena pelaku pasar khususnya asing masih ingin bermain di pasar domestik untuk mencari keuntungan yang lebih baik, katanya.

Laporan yang menunjukkan kawasan Asia mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik memberikan kepercayaan kepada investor asing untuk lebih aktif bermain di pasar Asia khususnya Indonesia. Apalagi Indonesia dinilai merupakan pasar potensial yang harus digarap lebih baik lagi.

"Karena itu peluang rupiah ke depan masih sangat besar untuk kembali menguat hingga di bawah angka Rp9.000 per dolar," tuturnya.

Ia mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah diperkirakan tidak akan berlangsung lama dan kembali menguat pada pekan-pekan berikutnya.

"Kami optimis pasar akan kembali bergairah sehingga rupiah terus mengalami kenaikan," ucapnya. (ANT/CS)