Jakarta (ANTARA News) - Mantan Manejer PSM Makassar Erwin Aksa mengatakan kehadiran pemain asing membuat prestasi sepak bola di Tanah Air semakin terpuruk.
"Saya kira kehadiran pemain asing harus dikaji kembali apakah benar-benar membuat pemain lokal menjadi berkembang atau tidak," kata Erwin Aksa pada acara nonton bareng wartawan di Jakarta, Senin malam (14/6).
Erwin yang saat ini menjabat Komisaris PSM Makassar dan yang pernah membesut Ponario Astaman serta mendatangkan pemain asing Christian Gonzales ini mengatakan, tujuan mendatangkan pemain asing pada musim kompetisi di Tanah Air tidak lain agar pemain-pemain lokal bisa terangkat.
Namun faktanya, katanya, pemain-pemain lokal tidak bisa bertumbuh menjadi tim nasional PSSI yang tangguh dan berprestasi.
Hal ini, menurut Erwin, disebabkan jumlah pemain asing terlalu banyak dan rata-rata menempati posisi penyerang (striker) sedangkan pemain lokal rata-rata sebagai pemain belakang.
"Untuk striker lokal cuma cadangan. Jadi kapan dia bermain. Tidak pernah dia berlatih," tambah Erwin.
Untuk itu, klub-klub harus memberi porsi yang cukup buat pemain lokal khususnya buat posisi striker.
Sedangkan, jumlah klub saat ini sudah kebanyakan. Hal itu membuat anggaran semakin tersebar dan tidak bisa dikelola secara optimal oleh PSSI.
Kualitas lapangan sepak bola juga ikut membuat permainan pemain lokal tidak bisa berkembang.
"Lapangan kita itu sangat tidak berkualitas, akibatnya pemain tidak bisa melakukan `passing` atau `crossing.` Rata-rata pemain kita bermain bola di atas, padahal kita ada masalah dengan postur pemain yang rata-rata masih pendek," tambah dia.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) ini juga melihat pentingnya keterlibatan negara dalam pembinaan sepak bola.
"Negara-negara yang sepak bolanya maju rata-rata awalnya ada peran negara di sana. Kalau kita belum bisa dilepas kepada peran masyarakat semata," kata Erwin.
(J008/R007)
Pemain Asing Penyebab Sepak Bola Terpuruk
15 Juni 2010 09:59 WIB
Ilustrasi Pemain Asing. (ANTARA/Andika Wahyu)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: