Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Education Development Centre Indonesia (EDC Indonesia) dan PT Matata Edu Inovasi (PT MEI) memperluas keterlibatan SMK swasta dalam AWARE ke-3.

Pemprov DKI Jakarta telah meluncurkan program AWARE (Accelerating Work Achievement and Readiness for Employment) ke-3 sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang berorientasi pada kebutuhan industri dengan target lebih banyak lulusan SMK (termasuk swasta) yang terserap industri.

Pihak EDC dalam keterangan di Jakarta, Jumat, melihat gentingnya persoalan ini j​​​​​ika tidak
segera ditangani secara serius dan menyeluruh sejak dini.

Karena itu, pada 2013 EDC menginisiasi sebuah program yang tepat sasaran dan secara bertahap yang nantinya diharapkan bisa membuka mata mitra pemerintah di provinsi lain untuk ikut berpartisipasi.

"Setidaknya, bisa lebih aktif dalam mengubah arah kebijakannya untuk menjawab permasalahan ini secara konkret, seperti yang tengah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta," kata Country Director EDC Indonesia Priska Sebayang.

Menurut Priska, hal ini bisa dicapai karena mitra Pemprov DKI Jakarta melihat sendiri efek yang telah dihasilkan oleh program ini. Pada AWARE 1 dan 2 yang digelar pada 2013 hingga 2019, ada sekitar 4.302 siswa dari 14 SMK yang dilatih dengan pembekalan perilaku dan mental siap kerja serta menerima pendampingan magang.

Baca juga: DKI targetkan makin banyak lulusan SMK terserap industri
Baca juga: Kemendikbud minta pemda berperan dalam program SMK Pusat Keunggulan


Sementara itu, 1.520 siswa di antaranya menerima pelatihan keterampilan digital sesuai dengan kebutuhan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) yang kurikulumnya disusun dan diimplementasikan oleh 154 guru beriringan dengan mitra industri yang mencapai sekitar 140 perusahaan.

Lebih dari 50 persen siswa yang terlibat di AWARE 2 saat ini sudah mendapat pekerjaan purnawaktu, membuka usaha atau melanjutkan kuliah. "Sekitar 55,4 persen siswa yang terlibat, mengaku bahwa keterampilan digital yang dilatih di Kelas Industri, sangat membantu mereka dalam menjalankan pekerjaan," katanya.

Untuk AWARE tahap 3 yang berlangsung mulai 2021 hingga 2023, PT MEI sebagai mitra pelaksana lokal kegiatan ini. Perusahaan teknologi informasi yang mengkhususkan diri di bidang edukasi ini mengelola sebuah platform bernama Bantu Kerja.

Lama berkecimpung di bidang edukasi, pihaknya melihat masih ada gap antara kebutuhan dunia usaha dan dunia industri dengan keterampilan sumber daya manusia yang dihasilkan oleh banyak sekolah saat ini.

"Dan itu lebih diakibatkan oleh ketiadaan komunikasi antara DUDI dengan pihak sekolah sendiri. Itu pula yang melatari kami membangun platform Bantu Kerja yang menjadi narahubung kedua pihak tersebut," kata CEO PT MEI Tari Sandjojo.

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa tahap yang dijalani oleh tiap SMK yang ikut di kelas khusus ini, meliputi:
- Penyelarasan kebutuhan industri dengan kompetensi SMK
- Delapan sesi pembekalan, diisi oleh Praktisi industri (Master Class)
- Delapan minggu periode pelaksanaan magang (virtual) berbasis proyek


Keseluruhan program di tiap SMK diperkirakan berlangsung selama tiga hingga empat bulan dengan "output" sertifikat dari industri untuk siswa-siswi dan sekolah. Selain itu, diharapkan pola kolaborasi intensif seperti ini tetap bisa dijalankan oleh pihak sekolah dan industri bahkan setelah program berakhir.

Baca juga: Nadiem sebutkan ada 6 dukungan dalam program SMK Pusat Keunggulan
Baca juga: Kemendikbud: SDM masih jadi masalah pendidikan vokasi


Total sekolah yang dilibatkan di Program AWARE 3 berjumlah 25 SMK Jakarta atau sekitar 4.500 siswa dari berbagai bidang kompetensi. Guru yang dilibatkan sebagai fasilitator berjumlah sekitar 250 orang.

Dari pihak industri, sejauh ini tercatat ada 21 mitra industri dan 50 orang profesional yang akan berperan sebagai pendamping sekolah.

Sementara itu, Direktur Human Capacity and Partnership USAID Thomas Crehan sebagai salah satu penyuntik dana mengaku bangga bisa bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia dan EDC dalam mengimplementasikan Program AWARE 3 ini.

Mereka sudah melihat sendiri bahwa program tersebut bisa membantu siswa dan siswi dalam mengombinasikan dan mengembangkan kemampuan teknis, non-teknis, serta kemampuan lain yang dibutuhkan dalam kesiapan kerja.

Seperti literasi digital, pemecahan masalah, serta komunikasi sehingga mereka nantinya betul-betul mampu berkompetisi dalam memasuki persaingan di lingkungan kerja serba digital seperti sekarang. "Di sisi lain, saya juga sangat terkesan melihat antusiasme yang ditunjukkan oleh mitra industri dan mitra sekolah terhadap program ini," ujar Crehan.

"Kerja sama tulus yang telah ditunjukkan sejauh ini, kami yakini akan sangat membantu siswa-siswi Indonesia untuk merealisasikan potensi mereka secara penuh sehingga mampu bersaing di pasar kerja dan pada akhirnya bisa berkontribusi secara maksimal pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.