Polisi bersenjata patroli perbatasan Sultra-Sulsel persempit terorisme
2 April 2021 16:00 WIB
Personel kepolisian di Kabupaten Kolaka Utara saat melakukan patroli dan pemeriksaan di perbatasan antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan kepada pengendara yang hendak masuk ke wilayah Sultra, Jumat (2/4/2021). (ANTARA/HO-Humas Polres Kolaka Utara)
Kendari (ANTARA) - Polisi di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) melakukan patroli di daerah perbatasan antara Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mempersempit gerak aksi terorisme.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas Polres Kolaka Utara Kompol Irbar saat diwawancara via pesan jejaring dari Kendari, Jumat, mengatakan peningkatan patroli dilakukan usai adanya bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan Markas Besar Polri yang diduga dilakukan teroris.
"Patroli ini ditingkatkan pasca (usai) terjadinya aksi bom bunuh diri di (Kota) Makassar dan penyerangan Mabes Polri," katanya.
Ia menyampaikan kegiatan dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan aksi terorisme dan sebagai tindak lanjut atensi pimpinan dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Sitkamtibmas) yang kondusif.
"Patroli dipimpin langsung Kapolsek Tolala. Penjagaan dan pemeriksaan dilakukan di wilayah perbatasan Sultra-Sulsel tepatnya di Desa Lawaki Jaya, Kecamatan Tolala," ujar dia.
Baca juga: Pengamat: Waspadai ancaman terorisme bisa terjadi tanpa diduga
Polisi yang membawa senjata dengan memakai rompi anti peluru melakukan pemeriksaan terhadap pengendara baik roda dua dan roda empat, termasuk memeriksa semua barang bawaan yang masuk ke wilayah hukum Polres Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
"Operasi semacam ini sebenarnya sudah lama dilakukan, tapi semenjak adanya kejadian (bom bunuh diri dan penyerangan Mabes Polri) langsung lebih diperketat lagi," jelasnya.
Kata dia, berdasarkan hasil patroli pihaknya tidak menemukan benda-benda yang mencurigakan ataupun pengendara yang dicurigai akan membahayakan.
Baca juga: Sahroni tegaskan urgensi pelibatan pemuka agama cegah radikalisme
Baca juga: Polri audit pengamanan di markas kepolisian pascapenembakan
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas Polres Kolaka Utara Kompol Irbar saat diwawancara via pesan jejaring dari Kendari, Jumat, mengatakan peningkatan patroli dilakukan usai adanya bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan Markas Besar Polri yang diduga dilakukan teroris.
"Patroli ini ditingkatkan pasca (usai) terjadinya aksi bom bunuh diri di (Kota) Makassar dan penyerangan Mabes Polri," katanya.
Ia menyampaikan kegiatan dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan aksi terorisme dan sebagai tindak lanjut atensi pimpinan dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Sitkamtibmas) yang kondusif.
"Patroli dipimpin langsung Kapolsek Tolala. Penjagaan dan pemeriksaan dilakukan di wilayah perbatasan Sultra-Sulsel tepatnya di Desa Lawaki Jaya, Kecamatan Tolala," ujar dia.
Baca juga: Pengamat: Waspadai ancaman terorisme bisa terjadi tanpa diduga
Polisi yang membawa senjata dengan memakai rompi anti peluru melakukan pemeriksaan terhadap pengendara baik roda dua dan roda empat, termasuk memeriksa semua barang bawaan yang masuk ke wilayah hukum Polres Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
"Operasi semacam ini sebenarnya sudah lama dilakukan, tapi semenjak adanya kejadian (bom bunuh diri dan penyerangan Mabes Polri) langsung lebih diperketat lagi," jelasnya.
Kata dia, berdasarkan hasil patroli pihaknya tidak menemukan benda-benda yang mencurigakan ataupun pengendara yang dicurigai akan membahayakan.
Baca juga: Sahroni tegaskan urgensi pelibatan pemuka agama cegah radikalisme
Baca juga: Polri audit pengamanan di markas kepolisian pascapenembakan
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: