Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan pada 2021 semua data terkait pengelolaan sampah dari seluruh Indonesia telah terintegrasi di Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN).

"Ditargetkan pada tahun 2021 seluruh data pengelolaan sampah dan data lain terkait dengan Adipura, bank sampah dari 514 kabupaten/kota dapat terintegrasi pada aplikasi SIPSN," kata Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.

Baca juga: KLHK jadikan Adipura instrumen capai target pengelolaan sampah

SIPSN adalah platform data pengelolaan sampah dengan konsep mahadata atau big data, sehingga semua data tersebut dapat diakses oleh berbagai pemangku kepentingan dan publik untuk mengetahui kondisi pengelolaan sampah Indonesia secara aktual dan akurat.

Vivien berharap SIPSN juga dapat berperan dalam pengambilan keputusan terkait bantuan pengelolaan sampah untuk memastikan langkah yang diambil tepat sasaran.

Selain itu, SIPSN juga diharapkan dapat menjadi bantuan data bagi para investor yang ingin memulai usaha atau menanamkan modal serta membuat rencana terkait sektor pengelolaan sampah.

"Kita akan mendapatkan big data juga untuk tahu sebenarnya bagaimana prospek dari pemenuhan bahan baku daur ulang dapat dipenuhi," kata Vivien.

Baca juga: Menristek dorong inovasi pengelolaan sampah hasilkan energi

Baca juga: KLHK: Paradigma pengelolaan sampah berakhir di TPA harus ditinggalkan


Dalam konferensi pers yang sama, Ketua Dewan Pertimbangan Adipura Sarwono Kusumaatmadja menyampaikan apresiasi dengan adanya SIPSN. Dia mengatakan penggunaan big data itu dapat membantu memecahkan persoalan terkait sampah.

"Kalau kita mengerti cara memakai itu akan sangat menolong," ujar Sarwono, yang menjabat Menteri Lingkungan Hidup periode 1993-1998.