Obama Desak BP Bayar Ganti Rugi
13 Juni 2010 07:49 WIB
Presiden AS Barack Obama berbicara di telepon dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Oval Office Gedung Putih di Washington, DC (12/6). (ANTARA/REUTERS / Souza Pete / Gedung Putih / Handout)
London (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan perusahaan minyak Inggris, British Petroleum (BP), wajib membayar biaya
pembersihan dan klaim ekonomi bencana tumpahan minyak Teluk Meksiko.
Kepada Perdana Menteri Inggris David Cameron, Obama, Sabtu, mengatakan, ia akan menekan BP memenuhi pembayaran biaya pembersihan dan klaim ekonomi akibat kebocoran eksplorasi minyaknya itu.
Presiden Obama mengatakan rasa frustrasinya kepada BP itu tidak terkait dengan isu identitas kebangsaan.
Penegasan Obama ini sekaligus merupakan jawaban atas kritik beberapa pihak di Inggris terhadap retorika dirinya yang dinilai mereka bernada anti-Inggris.
Jutaan galon minyak menggenangi perairan Teluk Meksiko sejak terjadinya ledakan di kilang pengeboran lepas pantai dan kebocoran sumur bawah laut BP 20 April lalu.
Dalam peristiwa itu, 11 orang pekerja kilang lepas pantai BP tewas. Akibat peristiwa ini, AS juga menghadapi bencana ekologis di sepanjang pantai bagian selatannya.
Obama dan Cameron membahas masalah BP ini dalam perbincangan telepon selama 30 menit hari Sabtu.
Seperti dikutip kantor PM Inggris, Presiden Obama mengatakan dia tidak berniat merendahkan nilai BP yang sudah kehilangan puluhan juta dolar AS dari nilai pasarnya selama krisis ini.
Namun, seorang pejabat senior Pemerintah AS mengatakan, Presiden Obama justru menyampaikan "pesan keras" berkaitan dengan kewajiban-kewajiban BP.
"Obama mengatakan, BP harus memenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap mereka yang kehidupannya terganggu, dan kami akan menekankan semua upaya dilakukan untuk menutup sumur, menangkap minyak, membayar ongkos pembersihan, kerusakan lingkungan, dan puluhan ribu klaim ekonomi akibat bencana ini," kata pejabat AS itu.
Seorang analis, Jumat, memperkirakan total dana yang harus dikeluarkan BP untuk membayar ongkos pembersihan tumpahan minyaknya itu mencapai 3 - 6 miliar dolar AS.
PM Cameron yang berkuasa sejak Mei 2010 itu menghadapi tekanan di dalam negeri agar lebih serius melidungi BP yang mencatat 12 persen dari seluruh dividen yang dibayarkan perusahaan-perusahaan Inggris itu.
"Perdana menteri menekankan pentingnya aspek ekonomi BP untuk Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Presiden Obama menjelaskan, dia tidak tertarik untuk merendahkan nilai BP itu," kata kantor PM Cameron dalam pernyataannya.
BP sendiri terus mencoba mengatasi bencana tumpahan minyak namun belum berhasil.
Pemerintah AS menyebut perusahaan minyak Inggris yang berkantor pusat di Transocean dan Halliburton ini bertanggungjawab atas bencana di Teluk Meksiko itu.
Jaksa Agung Florida Bill McCollum telah pun menyurati manajemen BP hari Kamis.
Dalam suratnya itu, McCollum meminta perusahaan minyak Inggris itu mendepositokan dana sebesar Rp2,5 miliar dolar AS untuk membayar ganti rugi akibat bencana tumpahan minyak ini.(R013/S008)
pembersihan dan klaim ekonomi bencana tumpahan minyak Teluk Meksiko.
Kepada Perdana Menteri Inggris David Cameron, Obama, Sabtu, mengatakan, ia akan menekan BP memenuhi pembayaran biaya pembersihan dan klaim ekonomi akibat kebocoran eksplorasi minyaknya itu.
Presiden Obama mengatakan rasa frustrasinya kepada BP itu tidak terkait dengan isu identitas kebangsaan.
Penegasan Obama ini sekaligus merupakan jawaban atas kritik beberapa pihak di Inggris terhadap retorika dirinya yang dinilai mereka bernada anti-Inggris.
Jutaan galon minyak menggenangi perairan Teluk Meksiko sejak terjadinya ledakan di kilang pengeboran lepas pantai dan kebocoran sumur bawah laut BP 20 April lalu.
Dalam peristiwa itu, 11 orang pekerja kilang lepas pantai BP tewas. Akibat peristiwa ini, AS juga menghadapi bencana ekologis di sepanjang pantai bagian selatannya.
Obama dan Cameron membahas masalah BP ini dalam perbincangan telepon selama 30 menit hari Sabtu.
Seperti dikutip kantor PM Inggris, Presiden Obama mengatakan dia tidak berniat merendahkan nilai BP yang sudah kehilangan puluhan juta dolar AS dari nilai pasarnya selama krisis ini.
Namun, seorang pejabat senior Pemerintah AS mengatakan, Presiden Obama justru menyampaikan "pesan keras" berkaitan dengan kewajiban-kewajiban BP.
"Obama mengatakan, BP harus memenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap mereka yang kehidupannya terganggu, dan kami akan menekankan semua upaya dilakukan untuk menutup sumur, menangkap minyak, membayar ongkos pembersihan, kerusakan lingkungan, dan puluhan ribu klaim ekonomi akibat bencana ini," kata pejabat AS itu.
Seorang analis, Jumat, memperkirakan total dana yang harus dikeluarkan BP untuk membayar ongkos pembersihan tumpahan minyaknya itu mencapai 3 - 6 miliar dolar AS.
PM Cameron yang berkuasa sejak Mei 2010 itu menghadapi tekanan di dalam negeri agar lebih serius melidungi BP yang mencatat 12 persen dari seluruh dividen yang dibayarkan perusahaan-perusahaan Inggris itu.
"Perdana menteri menekankan pentingnya aspek ekonomi BP untuk Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Presiden Obama menjelaskan, dia tidak tertarik untuk merendahkan nilai BP itu," kata kantor PM Cameron dalam pernyataannya.
BP sendiri terus mencoba mengatasi bencana tumpahan minyak namun belum berhasil.
Pemerintah AS menyebut perusahaan minyak Inggris yang berkantor pusat di Transocean dan Halliburton ini bertanggungjawab atas bencana di Teluk Meksiko itu.
Jaksa Agung Florida Bill McCollum telah pun menyurati manajemen BP hari Kamis.
Dalam suratnya itu, McCollum meminta perusahaan minyak Inggris itu mendepositokan dana sebesar Rp2,5 miliar dolar AS untuk membayar ganti rugi akibat bencana tumpahan minyak ini.(R013/S008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: