Dirut Pertamina pantau pasokan BBM pascakebakaran Balongan
1 April 2021 12:43 WIB
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (2-kiri) bersama jajarannya dalam satu jumpa pers usai pantau stok BBM di Command Operation Center Digitalisasi di Telkom Legok, Tangerang, Banten, Rabu (31/03/2021) (ANTARA/HO-Pertamina)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memantau langsung pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk distribusi nasional menyusul insiden terbakarnya tangki T-301 Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Nicke memantau langsung pasokan BBM dengan mengunjungi Command Operation Center Digitalisasi di Telkom Legok, Tangerang, Banten yang berfungsi sebagai pusat monitoring pasokan dan distribusi BBM di seluruh wilayah Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa Pertamina memastikan pasokan dan distribusi BBM secara nasional aman, termasuk wilayah terdampak insiden tangki T-301 Balongan. Dengan sistem digitalisasi yang terkontrol, Pertamina dapat memantau ketersediaan stok dan proses penyaluran BBM secara akurat dan seketika (real time).
Baca juga: Pertamina diminta evaluasi menyeluruh terbakarnya Kilang Balongan
Baca juga: Kapal tanker raksasa Pertamina perkuat pasokan energi nasional
"Dengan selesainya digitalisasi SPBU, memudahkan Pertamina untuk melakukan antisipasi ketika terjadi bencana, baik gempa atau banjir dan juga ketika terjadi kebakaran di tangki. Pertamina bisa melihat spot atau SPBU yang kosong dan bisa segera merencanakan pengiriman,” jelasnya, dalam pernyataan pers, dikutip Kamis.
Menurut Nicke, Operator Command Center di Banten itu bersiaga 24 jam, tidak hanya memastikan distribusi BBM yang lancar dan aman, tetapi juga memonitor jika ada SPBU yang mengalami kendala teknis.
Pertamina juga telah menyiagakan puluhan ribu teknisi di seluruh Indonesia yang akan membantu menyelesaikan, jika ada SPBU yang mengalami kendala teknis.
Sejak awal terjadinya insiden tangki Balongan, Pertamina menerapkan rencana regular, Alternative and Emergency (RAE), di mana pasokan BBM dari kilang Balongan digantikan oleh Kilang Cilacap dan TPPI.
Chief Executive Officer (CEO) Commercial & Trading Subholding Pertamina Mas'ud Khamid merinci bahwa sekarang stok BBM dan avtur serta LPG dalam kondisi aman. Stok Biosolar setara dengan kebutuhan untuk 22 hari, Pertaseries dan Premium 27 hari, avtur 74 hari, dan LPG 17 hari.
"Stok BBM sangat aman dan pada minggu pertama Ramadhan, khusus untuk stok LPG akan dinailkan 10 persen, karena kebutuhannya akan meningkat," kata Mas’ud menambahkan.
Baca juga: Anak korban kebakaran kilang Balongan jalani pemulihan trauma
Baca juga: Api telah padam, Pertamina segera operasikan kembali Kilang Balongan
Baca juga: Kobaran api di Kilang Pertamina Balongan tinggal satu titik
Nicke memantau langsung pasokan BBM dengan mengunjungi Command Operation Center Digitalisasi di Telkom Legok, Tangerang, Banten yang berfungsi sebagai pusat monitoring pasokan dan distribusi BBM di seluruh wilayah Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa Pertamina memastikan pasokan dan distribusi BBM secara nasional aman, termasuk wilayah terdampak insiden tangki T-301 Balongan. Dengan sistem digitalisasi yang terkontrol, Pertamina dapat memantau ketersediaan stok dan proses penyaluran BBM secara akurat dan seketika (real time).
Baca juga: Pertamina diminta evaluasi menyeluruh terbakarnya Kilang Balongan
Baca juga: Kapal tanker raksasa Pertamina perkuat pasokan energi nasional
"Dengan selesainya digitalisasi SPBU, memudahkan Pertamina untuk melakukan antisipasi ketika terjadi bencana, baik gempa atau banjir dan juga ketika terjadi kebakaran di tangki. Pertamina bisa melihat spot atau SPBU yang kosong dan bisa segera merencanakan pengiriman,” jelasnya, dalam pernyataan pers, dikutip Kamis.
Menurut Nicke, Operator Command Center di Banten itu bersiaga 24 jam, tidak hanya memastikan distribusi BBM yang lancar dan aman, tetapi juga memonitor jika ada SPBU yang mengalami kendala teknis.
Pertamina juga telah menyiagakan puluhan ribu teknisi di seluruh Indonesia yang akan membantu menyelesaikan, jika ada SPBU yang mengalami kendala teknis.
Sejak awal terjadinya insiden tangki Balongan, Pertamina menerapkan rencana regular, Alternative and Emergency (RAE), di mana pasokan BBM dari kilang Balongan digantikan oleh Kilang Cilacap dan TPPI.
Chief Executive Officer (CEO) Commercial & Trading Subholding Pertamina Mas'ud Khamid merinci bahwa sekarang stok BBM dan avtur serta LPG dalam kondisi aman. Stok Biosolar setara dengan kebutuhan untuk 22 hari, Pertaseries dan Premium 27 hari, avtur 74 hari, dan LPG 17 hari.
"Stok BBM sangat aman dan pada minggu pertama Ramadhan, khusus untuk stok LPG akan dinailkan 10 persen, karena kebutuhannya akan meningkat," kata Mas’ud menambahkan.
Baca juga: Anak korban kebakaran kilang Balongan jalani pemulihan trauma
Baca juga: Api telah padam, Pertamina segera operasikan kembali Kilang Balongan
Baca juga: Kobaran api di Kilang Pertamina Balongan tinggal satu titik
Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: