Denpasar (ANTARA News) - Sebuah perang tradisional yang tergolong unik ditampilkan pada pawai budaya mengawali pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-32 di Denpasar, Sabtu sore.

Penampilan perang tersebut tampak cukup menggetarkan penonton, karena puluhan ketupat yang dibawa dua kelompok yang bertikai, dipakai alat "menimpuk" lawan satu sama lain.

Tidak sedikit penonton yang juga yang kena "timpug" ketupat dari dua kelompok yang saling lempar.

Perang dalam kemasan seni tersebut ditampilkan oleh duta seni Kabupaten Badung.

Perang yang tergolong unik itu setiap tahun sekali wajib dilakukan masyarakat Desa Kapal, kabupaten Badung, sesuai perintah (bhisama) Ki Kebo Iwa sejak tahun 1263 atau tahun 1341 masehi.

Kepercayaan tersebut dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga kini masih tetap lestari.

Perang ketupat itu ditujukan kepada masyarakat Desa Kapal untuk melakukan "Tajen pengangon" untuk mohon keselamatan dan kesejahteraan umat manusia.

Duta seni Kabupaten Badung juga menampilkan ritual caru Eka Sata, tari baris tombak dan kembang jangger, sebuah garapan kreasi baru yang mengambil inspirasi dari tarian jangger.

Tarian tersebut melukiskan keceriaan sekelompok muda-mudi yang senantiasa mendambakan kasih sayang lewat sentuhan nyanyian yang diucapkan.

Duta seni kabupaten Badung yang penampilannya tidak kalah dengan duta seni kabupaten lainnya di Bali pada kesempatan itu juga menampilkan atraksi ogoh-ogoh.(*)
(L.I020*I006/R009)