New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia merosot pada Jumat, setelah sebuah penurunan dalam penjualan ritel AS memicu kekhawatiran tentang langkah pemulihan ekonomi di negara konsumen energi terbesar di dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, merosot 1,70 dolar menjadi 73,78 dolar per barel. Kontrak sempat menembus 76 dolar dalam perdagangan harian pada Kamis, sebaimana dikutip dari AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli turun 94 sen menjadi 74,35 dolar per barel.

Investor prihatin oleh laporan pemerintah AS bahwa penjualan ritel Mei jatuh untuk pertama kalinya dalam delapan bulan.

Penurunan tersebut memicu kekhawatiran bahwa belanja konsumen, sebuah pendorong utama roda pemulihan ekonomi AS, bisa melemahkan.

"Fakta bahwa Amerika Serikat adalah pengguna terbaik dari minyak global telah membuat pasar khawatir bahwa permintaan tidak mungkin melompat banyak," kata analis Bart Melek dari BMO Capital Markets.

Tapi sentimen pasar jauh lebih baik daripada minggu lalu, ketika kekhawatiran default (gagal) utang pemerintah di Eropa dan melambatnya pertumbuhan di China mencengkeram investor, katanya.

"Sentimen ini jelas lebih baik sekarang daripada minggu lalu," kata Melek.

Mike Fitzpatrick, wakil presiden MF Global, mengatakan penurunan harga minyak Jumat setelah sebuah penguatan ditunjukkan sepanjang pekan menggarisbawahi "terbatasnya kecenderungan mudah percaya, mengingat keadaan ekonomi, yang tegang".

"Gagasan ini menjadi jelas diperlihatkan dalam data penjualan ritel AS pada Mei."

Penjualan ritel tak terduga merosot 1,2 persen menjadi 362,5 miliar dolar dari April, menurut data dari Departemen Perdagangan.

Laporan bulanan penjualan ritel adalah indikator utama dari pengeluaran konsumen, yang menyumbang dua pertiga dari produksi AS.

Sebagian besar ekonom memperkirakan kenaikan penjualan ritel 0,2 persen pada Mei, menyusul sebuah revisi 0,6 persen kenaikan bulan sebelumnya.
(A026/A024)