Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Swedia Kamapradipta Isnomo telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde pada Rabu (31/3), guna membahas kerja sama ekonomi, peningkatan perdagangan dua arah, dan investasi.

Dalam pertemuan yang berlangsung virtual tersebut, Dubes Kama menyoroti pentingnya Swedia bagi Indonesia sebagai mitra perdagangan dan investasi terbesar di kawasan Nordik.

“Ada banyak ruang perbaikan untuk meningkatkan investasi dan perdagangan dua arah antara Indonesia dan Swedia. Mengacu pada pembicaraan antara Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Swedia pada November tahun lalu, kita perlu meningkatkan kerja sama untuk merealisasikan seluruh potensinya,” kata Kama dalam keterangan tertulis KBRI Stockholm, Kamis.

Baca juga: Kerja sama teknologi finansial syariah dijalin Lazismu-Swedia
Baca juga: Jadi minuman resmi Nobel, Kopi Gayo bakal dipromosikan di Swedia


Dubes Kama juga memperkenalkan Otoritas Investasi Indonesia (INA) yang baru dibentuk untuk mendukung pengembangan proyek infrastruktur penting di Indonesia. Dikatakannya, Sovereign Wealth Fund pertama di Indonesia itu dapat menjadi peluang untuk menjalin kerja sama ekonomi yang lebih baik dan lebih kuat dengan perusahaan Swedia yang sudah ada di Indonesia, yang bergerak di bidang infrastruktur dan telekomunikasi.

Menlu Swedia Ann Linde menyambut peningkatan kerja sama dengan Indonesia.

“Penting untuk terus bekerja sama dalam isu multilateral seperti politik dan keamanan, serta masalah perubahan iklim,” tutur Linde.

Ia mengenang sistem bus ramah iklim di Swedia yang diangkat sebagai salah satu topik utama dalam diskusi Swedia-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) Week, November lalu dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Menlu Linde juga memuji upaya Indonesia di bawah kepemimpinan Menlu Retno Marsudi untuk membentuk Jaringan Negosiator dan Mediator Perdamaian Wanita Asia Tenggara (SEANWPNM) dan berharap ada lebih banyak pertukaran antara Swedia dan jaringan tersebut.

Menlu Linde dan Dubes Kama menyampaikan pandangan positifnya terhadap hubungan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa (EU) yang telah berkembang menjadi kemitraan strategis pada Desember 2020.

Menlu Linde menyoroti potensi besar di masing-masing organisasi regional, sedangkan Dubes Kama berterima kasih kepada Swedia atas dukungannya dalam kemajuan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan EU (Indonesia-EU CEPA).

Indonesia dan Swedia telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1950.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik RI, nilai ekspor Indonesia ke Swedia pada 2020 mencapai 172,3 juta dolar AS (sekitar Rp2,5 triliun), atau meningkat 9,6 persen dibandingkan pada 2019.

Nilai impor Indonesia dari Swedia pada 2020 mencapai 435,1 juta dolar AS (sekitar Rp6,3 triliun), turun 29,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal RI, Indonesia merupakan eksportir terbesar ke-8 dari Asia ke Swedia, dan menjadi importir terbesar ke-12 di Asia dari Swedia.

Nilai investasi langsung dari Swedia ke Indonesia pada 2019 sebesar 26,3 juta dolar AS (sekitar Rp382,6 miliar) dengan 115 proyek dan sebanyak 5 juta dolar AS (sekitar Rp72,7 miliar) pada 2020 dengan 203 proyek.

Baca juga: KBRI Stockholm dorong peningkatan ekspor sepeda ke Swedia
Baca juga: Swedia sumbang masker, garmen, perabotan untuk Indonesia