Guru Besar Paru UI tekankan perlu persiapan matang bila sekolah dibuka
1 April 2021 08:17 WIB
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka di SD Negeri 1 Sungai Sekonyer, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (30/3/2021). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Paru FKUI Prof. Tjandra Yoga Aditama menekankan pentingnya persiapan amat matang apabila pemerintah akan membuka sekolah dan kembali menjalankan kegiatan pembelajaran tatap muka.
Mantan Direktur Penyakit Menular di WHO Asia Tenggara itu menyebutkan perlu ada kebijakan yang berdasar pada dua hal yakni perkembangan ilmu pengetahuan terkini, yang memang cepat berubah dari waktu ke waktu dan situasi epidemiologi terkini di daerah itu.
Dia merujuk panduan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyoroti salah satunya mengenai jaga jarak antar warga di sekolah sekitar 1 meter.
Baca juga: Mendikbud umumkan sekolah diperbolehkan belajar tatap muka terbatas
Baca juga: Dinkes: Belajar tatap muka perlu kajian lebih lanjut para pakar
Kemudian, pada area dengan penularan masyarakat yang tinggi maka jarak antar murid dan warga sekolah lainnya sekitar 1,8 meter.
"Jarak 1,8 meter harus tetap dijaga antara orang dewasa (guru dan staf sekolah), antara orang dewasa dan murid di sekolah, kalau masker tidak digunakan (misalnya ketika makan), pada keadaan dimana orang banyak mengeluarkan napas (seperti menyanyi, berteriak, olahraga dan lainnya), di dalam ruang tertutup dan sebaiknya kalau ada kegiatan seperti ini dilakukan di ruang terbuka saja," jelas Tjandra dalam keterangan persnya, ditulis Kamis,
Selain itu, sebaiknya barang-barang tidak penting dikeluarkan dari kelas, perlunya ada modifikasi di kelas untuk menjamin jaga jarak antar murid termasuk dikuranginya interaksi yang tidak terlalu penting, seperti makan bersama. Tamu yang datang ke sekolah juga harus dibatasi hanya untuk yang memiliki keperluan penting.
CDC juga merekomendasikan aturan jam giliran sekolah agar sekolah tidak terlalu dipenuhi murid pada suatu waktu tertentu, penggunaan masker dan cuci tangan, kebersihan lingkungan, bangku, kelas dan sekolah serta prosedur kemungkinan tes dan penelusuran kasus bila diperlukan.
"Karena di Amerika Serikat ada bis sekolah maka juga dibuat aturan didalam bis, seperti jarak antar kursi yang boleh diduduki, penggunaan masker, jendela bis dibuka dan lainnya," kata Tjandra.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan keputusan SKB 4 Menteri mewajibkan bagi guru dan tenaga kependidikan di sekolah yang sudah melaksanakan vaksinasi COVID-19 untuk bisa membuka belajar tatap muka di sekolah.
Nadiem berharap semua sekolah sudah membuka belajar tatap muka pada Juli 2021 sembari tetap menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Mendikbud mengungkapkan, kapasitas belajar tatap muka di sekolah hanya 50 persen dan ketentuan belajar nantinya ada pada orang tua. Jadi, orang tua bisa memilih apakah anaknya belajar tatap muka atau tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga sekolah tetap harus membuka PJJ bagi siswa.
Baca juga: Ombudsman minta Jabodebek siapkan kajian belajar tatap muka
Baca juga: Nadiem dorong daerah 3T untuk lakukan pembelajaran tatap muka
Mantan Direktur Penyakit Menular di WHO Asia Tenggara itu menyebutkan perlu ada kebijakan yang berdasar pada dua hal yakni perkembangan ilmu pengetahuan terkini, yang memang cepat berubah dari waktu ke waktu dan situasi epidemiologi terkini di daerah itu.
Dia merujuk panduan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyoroti salah satunya mengenai jaga jarak antar warga di sekolah sekitar 1 meter.
Baca juga: Mendikbud umumkan sekolah diperbolehkan belajar tatap muka terbatas
Baca juga: Dinkes: Belajar tatap muka perlu kajian lebih lanjut para pakar
Kemudian, pada area dengan penularan masyarakat yang tinggi maka jarak antar murid dan warga sekolah lainnya sekitar 1,8 meter.
"Jarak 1,8 meter harus tetap dijaga antara orang dewasa (guru dan staf sekolah), antara orang dewasa dan murid di sekolah, kalau masker tidak digunakan (misalnya ketika makan), pada keadaan dimana orang banyak mengeluarkan napas (seperti menyanyi, berteriak, olahraga dan lainnya), di dalam ruang tertutup dan sebaiknya kalau ada kegiatan seperti ini dilakukan di ruang terbuka saja," jelas Tjandra dalam keterangan persnya, ditulis Kamis,
Selain itu, sebaiknya barang-barang tidak penting dikeluarkan dari kelas, perlunya ada modifikasi di kelas untuk menjamin jaga jarak antar murid termasuk dikuranginya interaksi yang tidak terlalu penting, seperti makan bersama. Tamu yang datang ke sekolah juga harus dibatasi hanya untuk yang memiliki keperluan penting.
CDC juga merekomendasikan aturan jam giliran sekolah agar sekolah tidak terlalu dipenuhi murid pada suatu waktu tertentu, penggunaan masker dan cuci tangan, kebersihan lingkungan, bangku, kelas dan sekolah serta prosedur kemungkinan tes dan penelusuran kasus bila diperlukan.
"Karena di Amerika Serikat ada bis sekolah maka juga dibuat aturan didalam bis, seperti jarak antar kursi yang boleh diduduki, penggunaan masker, jendela bis dibuka dan lainnya," kata Tjandra.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan keputusan SKB 4 Menteri mewajibkan bagi guru dan tenaga kependidikan di sekolah yang sudah melaksanakan vaksinasi COVID-19 untuk bisa membuka belajar tatap muka di sekolah.
Nadiem berharap semua sekolah sudah membuka belajar tatap muka pada Juli 2021 sembari tetap menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Mendikbud mengungkapkan, kapasitas belajar tatap muka di sekolah hanya 50 persen dan ketentuan belajar nantinya ada pada orang tua. Jadi, orang tua bisa memilih apakah anaknya belajar tatap muka atau tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga sekolah tetap harus membuka PJJ bagi siswa.
Baca juga: Ombudsman minta Jabodebek siapkan kajian belajar tatap muka
Baca juga: Nadiem dorong daerah 3T untuk lakukan pembelajaran tatap muka
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: