London (ANTARA News) - Sutradara muda Nan Achnas dan Nia Dinata ikut tampil memeriahkan Festival Film Indonesia (FFI) ke-4 tahun 2010 di Praha, Ceko, baru-baru ini.

Mengusung tema "Film Karya Sutradara Perempuan Indonesia", KBRI Praha tahun ini menayangkan film karya kedua sutradara perempuan Indonesia tersebut, yakni Perempuan Punya Cerita, Arisan, Bendera, Pasir Berbisik dan Biola Tak Berdawai.

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI)/Pensosbudpar, KBRI Praha, Ceko, Azis Nurwahyudi kepada koresponden Antara London, Jumat, mengatakan, selama tiga hari pelaksanaan FFI dari tanggal 8-10 Juni, Gedung Perpustaan Kota Praha yang sangat bergengsi tersebut dipenuhi penikmat film Indonesia.

Festival film yang dibuka Sekretaris Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI, Elias Ginting, setiap penayangan film-film tersebut rata-rata menyedot 150 penonton dari berbagai kalangan, seperti pekerja film, mahasiswa sekolah film, masyarakat umum hingga diplomat asing.

Selama festival publik Ceko berdikusi dengan kedua sutradara terutama mengenai film-film yang mereka usung di festival tersebut. Televisi Ceko juga secara khusus mewawancarai mereka dalam program "Soma Doma" dan "Babylon" yang ditayangkan secara nasional.

Nan Achnas dan Nia Dinata juga diundang secara khusus memberikan ceramah di Fakultas Film Akademi Seni Ceko, guna menjelaskan perkembangan dunia perfilman di Indonesia.

Selama di Praha mereka juga bertemu dengan sutaradra Ceko, Vaclav Marhoul, yang filmnya "Tobruk" baru saja mendapat penghargaan di Festival Film Los Angeles.

FFI tahun 2010 merupakan festival yang keempat kalinya diselenggarakan di Praha. Sebelumnya FFI bertema "Panorama Film Indonesia" (2007), "Film Indonesia Baru" (2008), "Retrospeksi Film Riri Riza" (2009).

Azis Nurwahyudi mengatakan untuk FFI ke-5 Tahun 2011 akan mengambil tema "Film Remaja Indonesia", dengan mengundang bintang-bintang film dan sutaradara pilihan.

Penonton yang hadir memberikan pujian positif terhadap film-film Indonesia. Apalagi setelah melihat film bermutu yang mampu menggambarkan berbagai sisi kehidupan di Indonesia.

Denisa, salah satu penonton, setelah melihat Film Pasir Berbisik dan Film Biola Tak Berdawai mengomentari bahwa film-film Indonesia yang diputar sangat bagus dan bermakna dalam. Dirinya tidak menyangka mutu film Indonesia tidak kalah dari film Ceko.

Tahun ini FFI ke-4 terselenggara berkat kerjasama dengan Fakultas Film Akademi Seni Ceko, Turkish Airlines dan dibantu oleh Direktorat Film Kembudpar RI.(*)
(T.H-ZG/R009)