Ternate (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari Unviersitas Khairun (Unkhair) Ternate, Aisyah Hasyim, MSi mengatakan, kalau pemerintah menaikan tarif dasar listrik (TDL), pasti akan menimbulkan berbagai implikasi negatif, di antaranya akan menghambat tumbuhnya investasi khususnya investasi di bidang industri pengolahan.

"Tarif listrik untuk industri sekarang sudah mahal, sehingga kalau pemerintah menaikan lagi TDL, akan mengurangi minat investor untuk menanamkan investasi khususnya investasi di bidang industri pengolahaan," katanya di Ternate, Jumat.

Menurut dia, investor akan lebih memilih investasi yang dalam akivitasnya hanya menghasilkan bahan mentah, karena investasi seperti ini tidak banyak membutuhkan listrik, misalnya investasi tambang nikel yang hanya sebatas menghasilkan biji nikel.

Investasi seperti itu, kata Aisyah Hasyim, kurang bagus karena nilai tambah produk yang dihasilkan rendah. Selain itu, kurang memberi kontribusi kepada daerah khususnya dalam hal penerimaan pajak dan retribusi serta penyerapan tenaga kerja.

"Lihat saja investasi tambang nikel yang ada di Malut. Produk yang dihasilkan hanya dalam bentuk biji nikel sehingga nilai tambahnya sangat rendah, begitu pula pajak dan retribusi yang diterima daerah relatif kecil. Tenaga kerja yang terserap juga tidak terlalu banyak," katanya.

Kalau investasi tambang nikel tersebut sampai pada pembangunan industri pengolahannya misalnya menjadi produk feronikal, menurut dia, tentu akan memberi nilai tambah yang lebih besar, begitu pula pasti nilai tambahnya lebih besar, begitu pula kontribusinya pada pendapatan daerah dan penyerapan tenaga kerja akan lebih signifikan.

Ia mengatakan, naiknya TDL juga akan mendorong pengusaha industri dalam negeri akan menaikan harga produknya sebagai kompensasi atas semakin tingginya biaya operasional. Itu tentu akan melemahkan daya saing produk industri dalam negeri, baik dipasaran lokal maupun pasar ekspor.

"Produk luar negeri, terutama dari China nantinya akan semakin membanjiri pasar dalam negeri, karena harganya lebih murah. Pengusaha industri di China menjual lebih murah karena biaya produksi, seperti listrik jauh lebih murah," katanya.

Oleh karena itu, Aisyah Hasyim menyarankan kepada pemerintah untuk sementara tidak menaikan TDL, walaupun hal itu akan mengakibatkan beban APBN terhadap subsidi listrik akan semakin besar.

Menurut dia, perekonomian Indonesia belum stabil, untuk itu intervrensi pemerintah untuk mencegah terjadinya berbagai implikasi negatif terkait tidak stabilnya ekonomi itu, seperti dalam bentuk pemberian subsidi harus dilakukan.(*)

(T.L002/M012/R009)