Jakarta (ANTARA) - PT Bio Farma (Persero) menambah fasilitas produksi vaksin COVID-19 untuk membantu memenuhi kebutuhan serta percepatan program vaksinasi pemerintah di berbagai daerah.

"Bio Farma sedang melakukan usaha percepatan dan penambahan kapasitas produksi vaksin dengan menggunakan fasilitas produksi gedung Nomor 43 yang baru saja mendapatkan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma hd Bambang Heriyanto, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu malam.

Sejak Selasa (30/3), kata Bambang, fasilitas baru yang berada di Bandung, Jawa Barat, itu sudah bisa digunakan untuk produksi sehingga dapat melengkapi fasilitas produksi sebelumnya di Gedung Nomor 21.

Bambang mengatakan penambahan fasilitas baru itu diperkirakan dapat menambah stok vaksin menjadi 11,9 juta dosis, di mana sebelumnya hanya 7,9 juta dosis.

"Namun peningkatan kapasitas produksi ini juga masih tergantung pada supply bulk vaksin yang akan datang," katanya.

Untuk diketahui, Bulk Sinovac yang akan datang sampai Juli 2021 adalah sebanyak 140 juta dosis yang pengirimannya akan dilakukan secara bertahap. Dalam waktu dekat akan datang sekitar 30 juta dosis bulk pada April 2021. "Tentunya akan segera diproses untuk menambah stok vaksin berikutnya," katanya.

PT Bio Farma hingga saat ini telah mendistribusikan sebanyak 20,5 juta dosis vaksin COVID-19 ke seluruh provinsi di wilayah Indonesia.

Vaksin tersebut berasal dari vaksin produk jadi Sinovac (CoronaVac) dan AstraZeneca serta vaksin yang di produksi oleh Bio Farma dengan bahan baku atau bulk dari Sinovac.

Adapun total vaksin yang sudah diterima Indonesia sampai saat ini total 3 juta dosis vaksin produk jadi dari Sinovac, 1,11 juta dosis vaksin produk jadi AstraZeneca dari Covax/Gavi dan 53,5 juta dosis bulk dari Sinovac.

“Total bulk yang sudah kami terima adalah sejumlah 53,5 juta dosis, yang kami terima dalam empat kali kedatangan, dan sudah kami proses produksi sejak 13 Januari 2021 lalu dan diperkirakan menjadi sekitar 42 juta dosis, dan per 30 Maret sudah kami produksi sejumlah 26 juta dosis”, ujarnya.