Jakarta (ANTARA) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN mendukung Gerakan Indonesia Bersih untuk menjaga kebersihan dan kelestarian alam dengan mengurangi dampak buruk sampah bagi lingkungan sekitar.

Bentuk dukungan tersebut diwujudkan dalam pembentukan tim Gerakan Indonesia Bersih dengan menjalankan Program Bersih-Bersih Sungai (#JagaSungaiJagaKehidupan) untuk menjaga kelestarian sungai sebagai penyangga siklus kehidupan manusia.

"Sungai memiliki peran vital sebagai penyangga siklus kehidupan alam sekitar. Program ini merupakan salah satu upaya mengembalikan fungsi dan manfaat sungai bagi manusia dan alam sekitar," kata Penasihat DWP Kementerian BUMN dan Ketua Umum IIP BUMN Liza Erick Thohir dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.

Ia memastikan keadaan sungai yang bersih, sehat dan bebas dari sampah dapat memberikan dampak positif bagi kelestarian lingkungan dan membawa perbaikan kualitas hidup masyarakat.


Baca juga: Iriana Jokowi canangkan Aksi Gerakan Indonesia Bersih di Bogor

Tim Gerakan Indonesia Bersih telah melaksanakan Program Bersih-bersih Sungai di Sungai Pagarsih, Kota Bandung, Jawa Barat, dengan dua kegiatan utama yaitu edukasi pengelolaan sampah dan penataan sarana pra sarana fisik di bantaran sungai.

Dalam edukasi pengolahan sampah, masyarakat dibekali pengetahuan untuk memilah sampah rumah tangga, yaitu sampah organik dan anorganik.

Sampah organik yang sudah dipilah kemudian diolah dengan metode composting bin yaitu pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan Maggot BSF (Black Soldier Fiy) untuk pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.

Ketua Tim Gerakan Indonesia Bersih Rena Sunarso menambahkan pelatihan menghadirkan ahli Guru Besar Institut Pertanian Bogor Prof Arief Sabdo Yuwono serta ibu-ibu anggota Tim Gerakan Indonesia Bersih.

Baca juga: Kemenhub imbau mudik tanpa sampah dukung Gerakan Indonesia Bersih


"Setelah pelatihan dilaksanakan, monitoring dan evaluasi juga dilakukan untuk memastikan pelatihan yang diberikan dapat diterapkan dan diimpelmentasikan oleh masyarakat," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, penataan sarana prasarana di pinggir Sungai Pagarsih dilakukan di dua lokasi yaitu di RW 01 Kelurahan Babakan Taragong Kecamatan Bojong Loa Kaler an di RW 04 Kelurahan Cibadak Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung.

Untuk masyarakat RW 01, telah dilakukan penataan sarana dan prasarana berupa pembersihan, pengecoran, pengecatan di sepanjang bantara sungai,pembangunan wastafel, pengadaan tong sampah terpilah organik dan non organik di 5 titik lokasi, pengadaan composting bin, pengadaan Kolam Fiber dan budidaya lele, pembuatan vertical garden di 5 titik lokasi, pengadaan urban farming, playground dan tempat sampah untuk 100 Kepala Keluarga (KK).

Untuk wilayah RW 04 Kelurahan Cibadak Kecamatan Astana Anyar dilakukan penataan dan pembangunan MCK umum tiga pintu, renovasi MCK dan tempat Wudhu Masjid, pengadaan composting bin dan pengadaaan tempat sampah untuk 100 KK.

"Kami mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar Sungai Pagarsih dan Pemerintah Daerah setempat. Program kami ini tidak hanya menata dan memperbaiki sungai menjadi asri dan lestari namun kami juga memberi solusi dalam mengatasi persoalan sampah dan menggerakkan ekonomi masyarakat," ujar Rena Sunarso.


Baca juga: Pemerintah dukung pembelajaran pengelolaan sampah di sekolah

Baca juga: Buku panduan pengelolaan sampah diperkenalkan ke sekolah-sekolah