Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana dari seluruh penawaran masuk sebesar Rp15,02 triliun dari lelang lima seri surat utang negara (SUN) tambahan atau Greenshoe Option.

Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu, menyatakan lelang SUN tambahan itu di bawah target maksimal Rp25,2 triliun.

Untuk seri FR0086, jumlah penawaran dan dimenangkan untuk seri dengan tenor 5 tahun ini mencapai Rp1,58 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,87906 persen.

Untuk seri FR0087, jumlah penawaran dan dimenangkan untuk seri dengan tenor 10 tahun ini mencapai Rp2,69 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,7695 persen.

Baca juga: Kemenkeu: Penawaran SUN rendah karena tekanan di pasar keuangan

Untuk seri FR0088, jumlah penawaran dan dimenangkan untuk seri dengan tenor 15 tahun ini mencapai Rp3,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,60557 persen.

Untuk seri FR0083, jumlah penawaran dan dimenangkan untuk seri dengan tenor 19 tahun ini mencapai Rp4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,45769 persen.

Terakhir, untuk seri FR0089, jumlah penawaran dan dimenangkan untuk seri dengan tenor 30 tahun ini mencapai Rp3,43 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,07989 persen.

Dengan lelang tersebut, secara keseluruhan jumlah pembiayaan negara yang berasal dari SUN selama Januari-Maret 2021 mencapai Rp209,7 triliun.

Lelang tambahan SUN itu dilakukan pemerintah di luar jadwal rutin, karena rendahnya penawaran yang masuk dari lelang SUN pada Selasa (30/3/2021) yaitu hanya Rp33,95 triliun.

Dari lelang tujuh seri SUN tersebut, pemerintah hanya menyerap dana Rp4,75 triliun. Realisasi lelang ini jauh di bawah target indikatif yang ditetapkan sebelumnya Rp30 triliun.

Pemerintah juga memutuskan untuk hanya menyerap Rp4,75 triliun dalam rangka menjaga cost of fund serta memberikan dukungan ke pasar SUN pada tingkat yield SUN yang wajar di pasar sekunder.

Baca juga: Lelang SUN serap Rp4,75 triliun
Baca juga: Lelang SUN tambahan serap Rp9,1 triliun