Jakarta (ANTARA News) - Bibit-Bibit pluralisme sudah tertanam dalam sosok Obama kecil ketika ia tinggal dan bersekolah di dua sekolah dasar yang berbeda di Indonesia selama empat tahun.

"Di SD Asisi ia mendapat pendidikan katolik dan Islam ketika di SD Besuki," kata penulis novel yang juga sutradara film "Obama Anak Menteng" Damien Demantra dalam acara peluncuran novel keduanya "Obama dari Asisi" di SD Santo Fransiskus Asisi, Menteng Dalam, Jakarta, Kamis.

Damien mengatakan, selama di Indonesia Obama hidup dalam dunia yang benar-benar berbeda. Obama kecil juga digambarkan suka iseng ketika ikut hosti upacara-upacara katolik yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang non katolik.

"Di sana ia mencoba-coba berbaur mengikuti teman-temannya dan itulah poinnya bahwa menjadi berbeda tidak masalah dan hal itu merupakan pembelajaran yang luar biasa bahwa mendidik anak berbeda sedari kecil itu tidak masalah," katanya.

Sementara itu dari sisi pergaulan Obama kecil itu mendapatkan lingkungan yang multi kultur dimana temannya ada yang orang Jawa, China, dan ada yang dari luar negeri.

Ketika Obama pertama kali datang mereka menolak pada awalnya, karena dia berbeda dan menganggap bule tapi berkulit hitam dengan ayah Indonesia dan ibu kulit putih Amerika.

Namun Barry begitu panggilannya kala itu bisa menghadapi itu semua dan malah menjadi sahabat dengan mereka semua dan merasa kehilangan ketika berpisah dengannya.

Sedangkan di pihak keluarga Damien mengatakan bahwa Obama itu merupakan orang yang iseng dan selalu ingin tahu dan ingin mencoba semua hal dan dari situlah ia bisa memutuskan mana yang terbaik untuk dirinya.

"Inti dari pluralismenya tergambar dari hal itu dimana kita bebas belajar melihat dunia tanpa ada paksaan dari suatu apapun," katanya.

Novel keduanya kali ini merupakan kesimpulan dari hasil penelusuran mengenai Obama ketika kecil dengan cara mewawancarai 30 lebih responden mulai dari keluarga, teman, guru, dan orang-orang dekat Obama ketika kecil.

Para responden ini menceritakan mengenai Obama dan pengalaman mereka bersama-sama Barack Hussein Obama dan Damien pun berkesimpulan bahwa Obama itu seorang pluralis.

"Latar belakangnya ketika bersosialisasi di berbagai tempat di Indonesia merupakan pembelajaran dasar beliau mengenai pluralisme dan kini ketika ia menjadi Presiden AS kita bisa melihat kebijakannya sangat berbeda terhadap Gaza," ungkap Damien.
(yud/B010)