Semarang (ANTARA) - Gubernur Ganjar Pranowo menyebut Provinsi Jawa Tengah tidak terdampak aksi terorisme berkat dukungan dan partisipasi masyarakat.


"Sampai saat ini tidak ada dampak di Jawa Tengah," katanya saat memberikan keterangan usai memimpin Rapat Bersama Forkopimda Terkait Situasi dan Kondisi Terkini Jawa Tengah di kantor gubernur, Semarang, Selasa.

Ganjar menjelaskan bahwa rapat Forkopimda tersebut dilakukan untuk menyikapi banyak hal yang terjadi, mulai dari pandemi COVID-19 yang masih terus dipantau, persiapan mudik, dan tentunya kondisi keamanan yang ada hari ini.

"Alhamdulillah masyarakat yang ada di Jateng tenang semuanya. Masih banyak PR untuk nanti menyiapkan perayaan-perayaan besar seperti menjelang puasa dan ada Paskah juga di dalamnya. Tugas kita adalah menyiapkan masyarakat nyaman, aman, dan itu sudah dilakukan bersama dengan TNI-Polri," ujarnya.

Baca juga: Tim Densus 88 tangkap enam terduga teroris di Solo Jateng

Untuk menyiapkan semua itu, lanjut Ganjar, partisipasi dan dukungan masyarakat sangat diperlukan, setidaknya dengan adanya kejadian di beberapa tempat.

Ganjar meminta agar foto dan video kejadian sadis serta mengerikan tidak disebarluaskan sehingga dukungan moral dari masyarakat juga terus digelorakan untuk menunjukkan persatuan dan kesatuan.

"Saya berterima kasih kepada masyarakat di kabupaten/kota yang juga dengan cepat merespons bagus dan mendeklarasikan dukungan, kenyamanan, dan gotong royong," katanya.

Tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai kelompok, lanjut dia, juga sudah berkumpul untuk membuat suasana menjadi tenang, menjadi nyaman agar orang berkegiatan sosial, ekonomi, keagamaan, atau apapun nanti bisa aman di Jawa Tengah.

Baca juga: Polri: Empat terduga teroris di Batang Jateng anggota JAD

Ganjar juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak takut dalam merayakan Hari Raya Paskah di Jateng karena TNI-Polri sudah mulai berjaga sehingga ibadah perayaannya nanti bisa berjalan aman dan nyaman.

Dirinya juga berpesan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan prosedur standar yang sudah dilakukan selama ini diantaranya beberapa gereja yang sudah melaksanakan ibadah secara "hybrid".

"Tidak usah takut, TNI-Polri akan menjaga. Kita juga masih harus menjaga kondisi COVID-nya ini, kalau grafiknya makin turun maka akan makin aman. Dengan situasi kondisi ini kita semua akan selalu membantu agar ibadahnya bisa aman. Jadi dari sisi jumlah, SOP-nya seperti yang dilakukan selama pandemi ini masih berlaku. Tetap dibatasi dengan hybrid, saya kira para romo dan pendeta mengikuti itu dengan baik dan nanti bisa berjalan dengan aman dan nyaman," ujarnya.

Baca juga: Kapolda: 8 terduga teroris ditangkap di Jateng