Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap siswa dapat segera beradaptasi dan bisa kembali ke kelas dengan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

“Kami menyambut baik dan setuju dengan pengumuman ini. Kami berharap pandemi ini segera berharap dan siswa mampu beradaptasi sehingga bisa kembali kelas,” ujar Yaqut dalam pengumuman Keputusan Bersama tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan pandemi COVID-19, telah membuat sebanyak 10 juta siswa di bawah Kementerian Agama belajar di rumah. Para siswa tersebut merasakan beratnya mengikuti pembelajaran yang dilakukan di rumah.

“Termasuk bagi siswa dan guru yang belum memiliki kapasitas yang memadai dalam menghadapi situasi pembelajaran yang mungkin belum pernah mereka alami sebelumnya. Namun demikian, saya wajib mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak terutama pada warga satuan pendidikan di bawah Kemenag,” terang dia.

Baca juga: Perketat protokol, madrasah diniyah di Lebak-Banten KBM tatap muka
Baca juga: Menko PMK: Siswa mendapatkan layanan optimal melalui PTM


Dia menjelaskan satuan pendidikan di bawah Kemenag telah berhasil menjalankan proses pembelajaran dari rumah dengan berbagai Inovasi dan kreasi, serta mengubah keterbatasan menjadi tantangan tetap dengan tetap menjaga keindahan untuk terus belajar pada masa pandemi.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada semua termasuk berbagai lembaga nonkementerian serta organisasi masyarakat sukarelawan dan para pengusaha yang selama ini mendukung aktivitas pembelajaran dari rumah,” kata dia.

“Saya tidak dapat memungkiri adanya kebutuhan pembelajaran tatap muka terutama pada peserta didik yang mengalami kendala dalam melaksanakan belajar dari rumah,” kata Yaqut.

Pemerintah memperbolehkan sekolah atau satuan pendidikan yang telah melakukan vaksinasi bagi guru dan tenaga kependidikan untuk menyelenggarakan PTM secara terbatas. Teknis pelaksanaan PTM diserahkan kepada sekolah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Baca juga: Menag akui pembelajaran tatap muka masih yang paling efektif
Baca juga: Pakar: Sekolah tatap muka perlu perhatikan epidemiologi terkini