Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar mengatakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi harus kuat, strategis dan solutif, dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Ditengah masa pandemi COVID-19 dan sesudah pandemi, kalangan BUMN farmasi diharapkan memiliki inisiatif dan gagasan segar, menajamkan rencana bisnis yang lebih besar dan strategis berjangka panjang, berkembang, berkelanjutan,” ujar Marwan lewat keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Selain itu, ia mengharapkan, BUMN farmasi juga harus mengoptimalkan upaya menjadi industri farmasi yang kokoh di dalam negeri dan berani memasuki pasar regional atau level global.

Menurut dia, komunitas harus melihat sisi lain yang positif di masa pandemi karena kondisi ini momentum mahal buat merumuskan ulang rencana bisnis lebih fokus, berani bersaing dengan perusahaan farmasi multinasional dan memperkuat SDM yang berkeahlian tinggi.

Baca juga: Holding BUMN Farmasi bakal diperluas, jadi klaster BUMN kesehatan

Mantan Menteri Desa-PDTT ini menambahkan BUMN farmasi juga harus mampu memanfaatkan situasi saat ini untuk lebih bekerja sama strategis dengan sejumlah stakeholder dunia farmasi.

Pemangku kepentingan itu mencakup Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, Perdagangan, Kemristek-BPPT, sejumlah lembaga penelitian seperti Eijkman, hingga laboratorium farmasi sejumlah perguruan tinggi, rumah sakit, apotek, dan sebagainya.

"Selain itu, di masa pandemi sekarang, hemat saya komunitas BUMN farmasi bisa menjadi jembatan atau memberikan jalan tengah yang solutif, terkait ego keilmuan terkait potensi penemuan vaksin COVID-19 khususnya di lingkungan perguruan tinggi," katanya.

Inisiatif tersebut, tambah Marwan, terkait upaya untuk mencari solusi yang jitu dan strategis dalam konteks penemuan masalah serta mencari jawaban melalui pembahasan bersama.

Baca juga: Wamen BUMN sambut rencana KAEF-KPI bangun pabrik farmasi paracetamol

Ia menambahkan saat ini Indonesia sesungguhnya mempunyai potensi besar dalam pembuatan vaksin atau pencegahan virus dari bahan herbal jahe, madu dan jinten hitam. Cara pembuatan itu melalui tahapan nano farmasetik yang serius dan ketat.

Untuk itu, Marwan mengharapkan BUMN farmasi dapat mengambil peluang atas informasi tersebut dengan memanfaatkan bahan baku dari dalam negeri.

Jika terdapat kendala, ia meminta, BUMN farmasi mampu memetakan terkait kekuatan, ancaman dan kelemahan dalam membaca

"Seberapa besar pula kemungkinan BUMN farmasi kita bekerjasama secara saling menguntungkan (win-win business) dengan beberapa perusahaan farmasi raksasa dunia, agar mau berinvestasi secara besar di Indonesia," ujarnya.

Di sisi lain, kondisi ini menjadi momentum kesetaraan di tingkat profesionalitas SDM maupun kepakaran di bidang kemajuan pencapaian sains dan teknologi farmasi maupun kesehatan atau kedokteran zaman milenial saat ini dan ke depan.

Baca juga: Obat penanganan COVID-19 racikan holding BUMN farmasi siap digunakan

Baca juga: Corporate Institute Holding BUMN Farmasi diharap percepat transformasi