Bio Farma: Kapasitas vaksinasi gotong royong capai 4 juta per bulan
29 Maret 2021 17:41 WIB
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menelepon sebelum dimulainya rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/3/2021). Rapat dengar pendapat (RDP) tersebut membahas terkait kesiapan dan pelaksanaan serta realisasi penyediaan vaksin COVID-19. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Jakarta (ANTARA) - PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan kapasitas vaksinasi gotong royong atau mandiri bisa mencapai 3 juta hingga 4 juta vaksinasi per bulan dengan memanfaatkan kesiapan 806 fasilitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
"Dari sisi kemampuan vaksinasi, kami sudah lakukan pendataan. Ada 806 fasilitas layanan kesehatan yang siap. Kalau semua bisa dioptimalkan, ini akan sangat membantu. Kalau diasumsikan satu tenaga vaksinator bisa lakukan 75-100 vaksinasi sehari, dari vaksin gotong royong ini kita bisa lakukan sekitar 3-4 juta vaksinasi per bulan," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.
Honesti menjelaskan sebanyak 806 fasilitas layanan kesehatan yang siap itu terdiri atas 65 fasilitas kesehatan yang dimiliki jaringan Bio Farma, 504 fasilitas kesehatan di bawah PT Kimia Farma, dan 237 jaringan fasilitas kesehatan swasta.
Untuk ketersediaan vaksinnya, Honesti mengatakan Bio Farma tengah melakukan negosiasi dengan dua pengembang vaksin, yaitu Sinopharm asal China dan Moderna asal Amerika Serikat.
"Dari diskusi kita dengan mereka (Sinopharm), kita akan masukan sekitar 15 juta dosis sampai kuartal II 2021. Sekarang kita sedang finalisasi negosiasi dengan Sinopharm dan juga sedang proses untuk mendapatkan EUA (Otorisasi Penggunaan Darurat) dari BPOM," katanya.
Sementara itu, untuk vaksin Moderna, Honesti mengatakan ada rencana untuk memasukkan sekitar 5,2 juta dosis vaksin tersebut ke Indonesia dan akan dimulai pada kuartal III 2021.
"Moderna ini beda dengan Sinopharm, mereka gunakan platform baru yaitu mRNA dan memang ada spesifikasi khusus dari cold chain (tempat penyimpanan) di mana mereka membutuhkan suhu -20 derajat untuk bisa menjaga mutu vaksin itu. Sekarang kita juga lagi diskusi dengan mereka," katanya.
Honesti menambahkan berdasarkan data dari Kadin Indonesia, yang ditunjuk sebagai pihak yang melakukan registrasi vaksinasi untuk korporasi, terdapat 7,5 juta karyawan dan keluarganya yang sudah terdaftar dalam program vaksin gotong royong.
Dengan asumsi setiap orang mendapat dua dosis, maka Holding BUMN Farmasi yang menyuplai vaksin harus menyiapkan sedikitnya 15 juta dosis vaksin untuk vaksin gotong royong.
Baca juga: Kadin sebut 17 ribu perusahaan ikut program vaksinasi gotong royong
Baca juga: Pemerintah bidik 10,1 juta orang ikut program vaksinasi gotong royong
Baca juga: Menkes sebut pemerintah siap beli 426 juta vaksin COVID-19
"Dari sisi kemampuan vaksinasi, kami sudah lakukan pendataan. Ada 806 fasilitas layanan kesehatan yang siap. Kalau semua bisa dioptimalkan, ini akan sangat membantu. Kalau diasumsikan satu tenaga vaksinator bisa lakukan 75-100 vaksinasi sehari, dari vaksin gotong royong ini kita bisa lakukan sekitar 3-4 juta vaksinasi per bulan," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.
Honesti menjelaskan sebanyak 806 fasilitas layanan kesehatan yang siap itu terdiri atas 65 fasilitas kesehatan yang dimiliki jaringan Bio Farma, 504 fasilitas kesehatan di bawah PT Kimia Farma, dan 237 jaringan fasilitas kesehatan swasta.
Untuk ketersediaan vaksinnya, Honesti mengatakan Bio Farma tengah melakukan negosiasi dengan dua pengembang vaksin, yaitu Sinopharm asal China dan Moderna asal Amerika Serikat.
"Dari diskusi kita dengan mereka (Sinopharm), kita akan masukan sekitar 15 juta dosis sampai kuartal II 2021. Sekarang kita sedang finalisasi negosiasi dengan Sinopharm dan juga sedang proses untuk mendapatkan EUA (Otorisasi Penggunaan Darurat) dari BPOM," katanya.
Sementara itu, untuk vaksin Moderna, Honesti mengatakan ada rencana untuk memasukkan sekitar 5,2 juta dosis vaksin tersebut ke Indonesia dan akan dimulai pada kuartal III 2021.
"Moderna ini beda dengan Sinopharm, mereka gunakan platform baru yaitu mRNA dan memang ada spesifikasi khusus dari cold chain (tempat penyimpanan) di mana mereka membutuhkan suhu -20 derajat untuk bisa menjaga mutu vaksin itu. Sekarang kita juga lagi diskusi dengan mereka," katanya.
Honesti menambahkan berdasarkan data dari Kadin Indonesia, yang ditunjuk sebagai pihak yang melakukan registrasi vaksinasi untuk korporasi, terdapat 7,5 juta karyawan dan keluarganya yang sudah terdaftar dalam program vaksin gotong royong.
Dengan asumsi setiap orang mendapat dua dosis, maka Holding BUMN Farmasi yang menyuplai vaksin harus menyiapkan sedikitnya 15 juta dosis vaksin untuk vaksin gotong royong.
Baca juga: Kadin sebut 17 ribu perusahaan ikut program vaksinasi gotong royong
Baca juga: Pemerintah bidik 10,1 juta orang ikut program vaksinasi gotong royong
Baca juga: Menkes sebut pemerintah siap beli 426 juta vaksin COVID-19
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: