Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menugaskan anak-anak muda yang menjadi Duta Damai masuk ke sekolah-sekolah di Jakarta untuk mengedukasi pelajar tentang bahaya radikalisme dan mencegah penyebaran paham berbahaya tersebut di kalangan pelajar.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta Taufan Bakri di Jakarta, Senin, menilai materi tentang bahaya radikalisme patut ditanamkan sejak dini untuk menghindari aksi teror di kemudian hari.
"Kami sudah mengundang anak-anak Duta Damai untuk segera masuk-masuk ke sekolah. Nanti, materi mereka sampaikan melalui virtual agar perang terhadap radikalisme," kata dia.
Pihaknya juga terus membangun toleransi di kalangan anak didik. "Karena kalau anak didik tercederai dengan pikiran yang kurang nyaman, bisa jelek kan jadinya," kata Taufan.
Taufan mengatakan kegiatan tersebut terkait dengan adanya aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3) pukul 10.20 Wita.
Baca juga: Polda Metro-Kodam Jaya gelar patroli gabungan
Baca juga: Polisi ledakan bahan baku bom milik terduga teroris di Condet
Taufan mengatakan, pihaknya melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta telah menyatakan ketidaknyamanan terhadap aksi teror di Kota Makassar.
Dia menilai, aksi teror itu tidak hanya mencederai umat Nasrani saja di sana, tapi masyarakat Jakarta juga dari berbagai keyakinan.
"Kita katakan kepada PGI (Persatuan Gereja Indonesia) bahwa bukan hanya dirinya yang diserang, tapi seluruh warga termasuk Jakarta juga merasa diserang," kata dia.
"Semua warga akan kami jaga, bagi yang ingin beribadah silakan beribadah, jadi yang melawan bukan satu kelompok sendirian tapi semua komponen masyarakat melawan (teror),” ujarnya.
DKI tugaskan Duta Damai ke sekolah untuk cegah radikalisme dini
29 Maret 2021 17:40 WIB
Sebagian anggota Duta Damai Dunia Maya Asia Tenggara berpose usai pembukaan pelatihan yang diselenggarakan BNPT di Jakarta, Senin (22/4/2019) malam. ANTARA/HO.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021
Tags: