Banda Aceh (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh mendesak Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, mengevaluasi kembali konsep Aceh Green yang telah dijalankan.
"Kami menilai hingga kini implementasi konsep Aceh Green belum efektif. Padahal, konsep Aceh Green tersebut sudah berjalan dua tahun," kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh, TM Zulfikar, di Banda Aceh, Senin.
Ia mengatakan, ada tiga konsep yang diprogramkan dalam Aceh Green, yakni redesign, reforestasi dan deforestasi. Namun dalam perjalanannya, ketiga konsep itu belum berjalan optimal.
Ia mengatakan konsep menata ulang (redesign) berupa penataan ulang pengelolaan dan pengusahaan kawasan hutan. Ironisnya hingga kini, hingga kini konsep itu tidak jelas karena masih saja terjadi eksploitasi kawasan hutan.
"Memang konsep ini didukung kebijakan moratorium logging atau jeda tebang yang dikeluarkan pemerintah Aceh. Tapi, kebijakan ini juga tidak berjalan optimal, masih saja terjadi penebangan hutan, baik legal maupun ilegal," katanya.
Begitu juga dengan konsep reforestasi, yakni menata kembali hutan-hutan yang rusak, belum berjalan sebagaimana mestinya. Malah kerusakan hutan itu kian bertambah parah, sehingga menimbulkan bencana banjir bagi masyarakat.
TM Zulkfikar menambahkan, konsep deforestasi yang mengatasi penyusutan hutan juga tidak efektif. Masih saja terjadi pembukaan kawasan hutan dengan alasan untuk perkebunan.
Menurut dia, belum efektifnya konsep Aceh Green tersebut karena prosesnya di lapangan berjalan lamban. Hal ini juga disebabkan lemahnya penegakan hukum terkait pembalakan liar.
"Semua konsep ini harus ditelaah kembali, sehingga konsep Aceh Green berjalan efektif. Apalagi, kawasan hutan di Aceh mulai memasuki era perdagangan karbon," paparnya.
(T.KR.HSA/P003)
Walhi Desak Konsep Aceh Green Dievaluasi
7 Juni 2010 18:54 WIB
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
Tags: