Pekanbaru, 7/6 (ANTARA) - Kegagalan massal Partai Golkar pada empat Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di Provinsi Riau dinilai sebagai sebuah anomali politik, sehingga hal itu kini menjadi permasalah yang menjadi bahasan penting di tingkat dewan pimpinan pusat (DPP) partai berlambang pohon beringin itu.

"Kegagalan calon-calon yang kita dukung seakan menjadi anomali politik, dan masalah ini dibawa langsung pimpinan dari Golkar Riau untuk dibahas di DPP Golkar," kata Humas DPD I Partai Golkar Riau, Abubakar Siddik, kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin.

Menurut Abubakar, Golkar telah mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) No. 2 Partai Golkar Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebelum menentukan dukungan pada pasangan kandidat pada Pemilukada di empat daerah di Riau. Bahkan, pihaknya juga telah melakukan survey melalui LSI untuk melihat pasangan calon yang kemungkinan besar meraih banyak dukungan rakyat.

Ia menilai kegagalan di Riau merupakan keanehan tersendiri karena Golkar meraih kemenangan signifikan pada Pemilukada di Sumatera Selatan dan Kepulauan Riau, yang juga menerapkan mekanisme penentuan pasangan calon kepala daerah yang sama.

"Namun, ternyata hasil survey LSI di Riau meleset semua. Justru calon yang mendapat nilai rendah saat survey, ternyata malah menang," ujarnya.

Ia mencontohkan kegagalan pasangan calon Zulkifli AS-Sunaryo yang diusung Golkar di Pemilukada Kota Dumai. Menurut dia, dukungan terhadap incumbent tersebut juga berdasarkan survey yang menyatakan kemungkinan menang pasangan tersebut mencapai lebih dari 50 persen.

"Apabila kekalahan dikarenakan rakyat tak percaya lagi kepada kinerja pejabat lama, seharusnya itu terlihat pada survey. Jadi kami agak kecewa juga dengan hasil survey yang ternyata tidak terbukti," ujarnya.

Berdasarkan data penghitungan suara sementara, hanya satu pasangan calon bupati yang diusung Partai Golkar berhasil unggul, yakni pasangan Yopi Arianto-Harman Harmaini yang terus memimpin perolehan suara di Kabupaten Indragiri Hulu.

Sedangkan, calon yang diusung Golkar di Kabupaten Bengkalis yakni pasangan Sulaiman Zakaria-Arwan Wahidin, yang sebelumnya sangat dijagokan banyak kalangan, ternyata secara mengejutkan masih tertinggal di posisi ke-2. Kondisi serupa juga terjadi pada pasangan incumbent yang diusung Golkar pada Pemilukada Kota Dumai, yakni Zulkifli AS-Sunaryo, yang berada di posisi dua.

Sementara itu, calon kepala daerah di Kabupaten Kepulauan Meranti yakni pasangan Rosfian-M Adli, harus puas berada di posisi tiga. (F012/K004)