Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan langkah-langkah dalam rangka memberdayakan perempuan nelayan termasuk dengan menggelar pelatihan diversifikasi usaha nelayan yang melibatkan peran perempuan nelayan.

"KKP terus mengupayakan keadilan dan kesetaraan gender bagi masyarakat kelautan dan perikanan dengan arah kebijakan pengarusutamaan gender," kata Plt Dirjen Perikanan Tangkap KKP M Zaini, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Ia memaparkan, salah satu kegiatan tersebut antara lain melalui Ditjen Perikanan Tangkap dan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) yang berkolaborasi untuk memberdayakan dan meningkatkan kompetensi wanita nelayan di desa Suak Gual, Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung.

M. Zaini menjelaskan para istri nelayan diberikan pembekalan untuk berkreasi, berinovasi dan mengembangkan potensi alam Desa Suak Gual.

Tujuannya, masih menurut dia, adalah untuk menghasilkan nilai tambah yang mendukung perekonomian keluarga nelayan.

"Program ini merupakan salah satu prioritas KKP untuk memajukan masyarakat kelautan dan perikanan termasuk di dalamnya wanita nelayan. Kegiatan ini juga merupakan salah satu kebijakan KKP yang berasaskan pengarusutamaan gender," terangnya.

Kegiatan diversifikasi usaha nelayan yang dilakukan yaitu pembuatan olahan produk perikanan berupa bakso dan abon ikan dengan pengemasan yang baik. Kegiatan ini didukung BNI yang memberikan bantuan peralatan olahan ikan, sealer vacuum untuk pengemasan, chest freezer dan etalase kaca kepada 50 wanita nelayan.

Baca juga: KKP-Polri tingkatkan sinergi berantas penyelundupan benih lobster
Baca juga: KKP dorong pelaku usaha olahan ikan lakukan inovasi


Tak hanya olahan ikan, para istri nelayan juga diberikan pelatihan kreasi kulit kerang dan drift wood yang disulap menjadi produk kerajinan berupa bingkai foto, gantungan kunci, gelang dan hiasan lainnya.

Produk tersebut dinilai dapat pula menjadi suvenir khas Desa Suak Gual yang dapat dipasarkan kepada wisatawan.

Direktur Perizinan dan Kenelayanan Ridwan Mulyana menambahkan, kegiatan diversifikasi usaha nelayan juga didukung PT. XL Axiata yang memberikan literasi digital.

"Perkembangan teknologi menjadi salah satu peluang usaha melalui digitalisasi pemasaran produk usaha wanita nelayan. Selain itu juga didukung PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) untuk mempermudah pengiriman produk perikanan di Desa Selat Gual," ucapnya.

KKP, lanjutnya, juga menyiapkan fasilitasi pendanaan usaha nelayan dengan menggandeng Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) dan perbankan.

Sebelumnya, berdasarkan data KKP, realisasi dari pencairan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor kelautan dan perikanan nasional mencapai Rp5,2 triliun sepanjang tahun 2020, atau meningkat 55,8 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang tercatat adalah sebanyak Rp3,4 triliun.

Selain itu, Non Performing Loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah yang dicapai juga cukup rendah di bawah 1 persen yaitu sebesar 0,99 persen (akumulasi 2015-2019), dan NPL tahun berjalan sebesar 0,07 persen (per 31 Oktober 2020).

Sedangkan peningkatan juga terjadi dari sisi jumlah debitur, yaitu sebanyak 173.355 debitur, meningkat 41,69 persen dari jumlah debitur tahun 2019 sebanyak 122.349 debitur.

Baca juga: KKP targetkan PNBP sekor kelautan dan perikanan capai Rp12 triliun
Baca juga: Menteri Trenggono sosialisasikan inovasi KKP aplikasi Laut Nusantara