Ashdod, Israel (ANTARA News) - Israel, Ahad siap mendeportasi 11 aktivis pro-Palestina, sehari setelah menyergap kapal mereka yang membawa bantuan kemanusian ke Jalur Gaza untuk menerobos blokade yang dilakukan negara Yahudi itu.

"Semua aktivis dan awak kapal Rachel Corrie akan dideportasi, Ahad," kata seorang pejabat Imigrasi kepada AFP.

Kapal Rachel Corrie yang mengangkut bantuan kemanusiaan digiring ke pelabahuan Ashdod, Israel selatan, Sabtu setelah ditahan angkatan laut Israel, tanpa perlawanan tidak seperti halnya ketika pasukan komando Israel menyerang armada kapal sebelumya yang menelan korban jiwa.

Sebelas aktivis dan delapan awak kapal itu dibawa ke pusat imigrasi Holon dekat Tel Aviv utuk diperiksa,sebelum diangkut ke bandara internasional Ben Gurion untuk dideportasi Ahad, kata para pejabat.

Pendeportasian para aktivis itu, enam warga Malaysia dan lima Irlandia, termasuk pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Mairead Maguire, ditunda karena mereka "menolak menandatangani surat pernyataan di pengadilan untuk tidak melakukan tindakan serupa di masa depan," kata seorang juru bicara jawatan imigrasi Israel.

"Kami sedang berusaha untuk menyakinkan semua penumpang dan anggota awak untuk menandatangani dokumen itu. Jika tidak, sesuai dengan undang-undang, mereka berisiko menunggu sampai 72 jam sampai hakim memutuskan nasib mereka," tambahnya.

Militer Israel mengatakan pasukannya naik ke kapal Rachel Corrie -- nama yang diambil dari seorang aktivis Amerika Serikat yang tewas tahun 2003 ketika ia berusaha mencegah satu buldoser Israel merobohkan sebuah rumah warga Palestina -- "dengan persetujuan" mereka yang berada di kapal itu.

"Pasukan kami naik ke kapal itu dan menguasainya tanpa perlawanan dari para awak atau penumpang. Segalanya berjalan tanpa kekerasan," kata seorang juru bicara kepada AFP.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji operasi itu.

Tindakan terbaru penguasaan atas kapal yang mengangkut bantuan kemanusiaan itu memicu protes dari kelompok Kampanye Solidaritas Palestina Irlandia yang berpusat di Dublin.

"Untuk kedua kalinya dalam kurang dari sepekan, pasukan Israel menyerbu dan membajak sebuah kapal bantuan yang tidak bersenjata, menculik para penumpangnya dan memaksa kapal itu ke pelabuhan Ashdod," katanya.

Rachel Corrie menangkut sekitar 1.000 ton bantuan dan pasokan, setengah darinya adalah semen yang dilarang oleh Israel karena khawatir barang itu akan digunakan kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza untuk membangun benteng-benteng.

Operasi itu dilakukan pada saat yang rawan, dengan Israel secara diplomatik dikucilkan setelah serangan yang menelan korban jiwa, Senin.

Di Washington,juru bicara Departemen Luar Negeri Philip Crowley mengemukakan kepada wartawan Amerika Serikat telah melakukan pendekatan dengan Israel, Pemerintah Otonomi Palestina dan Irlandia "agar menghindari terulangnya kejadian tragis Senin itu."

Tindakan Israel itu menimbulkan kecaman keras, dengan ribuan orang melancarkan protes di seluruh Eropa, Sabtu termasuk sekitar 10.000 orang di Istanbul.

Para jaksa Turki dilaporkan sedang membahas kemungkinan menuntut para pemimpin Israel menyangkut serangan itu.

Para pemrotes yang marah dan meneriakkan yel-yel anti Israel dan mengibar-ngibarkan bendera Palestina dan Turki juga turun ke jalan-jalan di Dublin, Edinburgh, London dan Paris serta kota-kota lain di Prancis.

Di Lebanon, dua kelompok pro Palestina melancarkan kampanye pengumpulan dana untuk membeli sebuah kapal yang mereka harapkan akan pergi ke Gaza pekan depan.(H-RN/B002)