Anti Hoax
Cek Fakta: Vaksin berbasis mRNA bisa picu kanker?
28 Maret 2021 15:50 WIB
Vaksinator menunjukkan botol vaksin Astrazeneca usai digunakan untuk melakukan vaksinasi dosis pertama bagi prajurit TNI AD di RS Tentara Wirasakti Kupang, di Kota Kupang NTT, Sabtu (27/3/2021). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.
Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah artikel di media daring Natural News menyebut vaksin berbasis mRNA yang dikembangkan dapat memicu pertumbuhan kanker.
Artikel bertajuk “MEDICAL SHOCKER: Scientists at Sloan Kettering discover mRNA inactivates tumor-suppressing proteins, meaning it can promote cancer” itu menyatakan vaksin berbasis mRNA menginstruksikan sel manusia yang berperan penting dalam menyebabkan kanker untuk semakin berkembang.
Selain itu, vaksin mRNA menonaktifkan protein penekan tumor alami dalam tubuh, yang berfungsi menyelamatkan manusia dari kanker.
Artikel berbahasa Inggris itu mengklaim hasil penelitian yang dilaporkan berasal dari laboratorium independen yang tidak terikat pada industri farmasi manapun yang memproduksi vaksin.
Namun, benarkah vaksin berbasis mRNA picu kanker?
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran ANTARA, konten artikel itu termasuk konten menyesatkan.
Memorial Sloan Kettering Cancer Center, yang tertulis dalam artikel, mengonfirmasi klaim tersebut salah dan terjadi kesalahan dalam mengartikan temuan penelitian ini.
Temuan itu dibuat 2018, jauh sebelum COVID-19 muncul dan tidak ada kaitan dengan vaksin COVID-19.
Media periksa fakta AFP menemukan penjelasan dari Profesor Departemen Patologi dan Kedokteran Molekuler di McMaster University, Brian Lichty. Brian Lichty menyebut seseorang harus memahami proses transkripsi untuk memahami hasil penelitian tersebut.
Lichty menjelaskan mRNA merupakan molekul beruntai tunggal yang melengkapi salah satu untai gen DNA dan memainkan peran penting dalam sintesis protein.
“Mesin penerjemah” dalam tubuh mengikat mRNA untuk membaca kode genetiknya dan membuat protein tertentu.
Untuk itu terkait kanker, kesalahan ada pada kekacauan transkripsi, bukan pada mRNA.
Dalam akhir penjelasannya, Lichty mengatakan vaksin COVID-19 berbasis mRNA terdiri dari mRNA yang telah disintesis di fasilitas produksi. mRna yang sudah dibuat tidak ada peluang terjadinya kesalahan proses transkripsi.
Klaim: Vaksin Berbasis mRNA Bisa Picu Kanker
Rating: Hoaks
Cek fakta: Ledakan meteor berbahaya terjadi pada Ramadhan? Cek faktanya!
Cek fakta: Hoaks! Surat pengangkatan honorer menjadi PNS tanpa tes
Artikel bertajuk “MEDICAL SHOCKER: Scientists at Sloan Kettering discover mRNA inactivates tumor-suppressing proteins, meaning it can promote cancer” itu menyatakan vaksin berbasis mRNA menginstruksikan sel manusia yang berperan penting dalam menyebabkan kanker untuk semakin berkembang.
Selain itu, vaksin mRNA menonaktifkan protein penekan tumor alami dalam tubuh, yang berfungsi menyelamatkan manusia dari kanker.
Artikel berbahasa Inggris itu mengklaim hasil penelitian yang dilaporkan berasal dari laboratorium independen yang tidak terikat pada industri farmasi manapun yang memproduksi vaksin.
Namun, benarkah vaksin berbasis mRNA picu kanker?
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran ANTARA, konten artikel itu termasuk konten menyesatkan.
Memorial Sloan Kettering Cancer Center, yang tertulis dalam artikel, mengonfirmasi klaim tersebut salah dan terjadi kesalahan dalam mengartikan temuan penelitian ini.
Temuan itu dibuat 2018, jauh sebelum COVID-19 muncul dan tidak ada kaitan dengan vaksin COVID-19.
Media periksa fakta AFP menemukan penjelasan dari Profesor Departemen Patologi dan Kedokteran Molekuler di McMaster University, Brian Lichty. Brian Lichty menyebut seseorang harus memahami proses transkripsi untuk memahami hasil penelitian tersebut.
Lichty menjelaskan mRNA merupakan molekul beruntai tunggal yang melengkapi salah satu untai gen DNA dan memainkan peran penting dalam sintesis protein.
“Mesin penerjemah” dalam tubuh mengikat mRNA untuk membaca kode genetiknya dan membuat protein tertentu.
Untuk itu terkait kanker, kesalahan ada pada kekacauan transkripsi, bukan pada mRNA.
Dalam akhir penjelasannya, Lichty mengatakan vaksin COVID-19 berbasis mRNA terdiri dari mRNA yang telah disintesis di fasilitas produksi. mRna yang sudah dibuat tidak ada peluang terjadinya kesalahan proses transkripsi.
Klaim: Vaksin Berbasis mRNA Bisa Picu Kanker
Rating: Hoaks
Cek fakta: Ledakan meteor berbahaya terjadi pada Ramadhan? Cek faktanya!
Cek fakta: Hoaks! Surat pengangkatan honorer menjadi PNS tanpa tes
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: