Bekasi (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup Prof Dr Gusti Muhammad Hatta menyatakan, dirinya seakan tengah berekreasi di tempat pembuangan sampah terpadu Bantar Gebang Kota Bekasi dengan adanya perbukitan yang hijau, padahal sebelumnya merupakan timbunan sampah.

"Tadinya sampah ini dipandang sebelah mata, tempat berkumpulnya kuman penyakit, tempat berhimpunnya berbagai macam bau dan sekaligus mengganggu saluran perairan. Kini di Bantar Gebang, kita melihat tumpukan sampah yang membukit itu menjadi hijau," ujar Menteri LH usai meninjau tempat pengolahan sampah Bantar Gebang, Bekasi, Jabar, Sabtu.

Gusti Muhammad Hatta semula menduga itu bukit atau tempat untuk sesuatu, tetapi setelah dijelaskan ternyata perbukitan yang indah tersebut berasal dari sampah-sampah yang telah disusun rapi dengan alat berat dan selanjutnya dengan sistem "sanitary landfill" bisa menjadi hijau bak perbukitan.

"Terjadi rekreasi dalam diri saya. `Tumbuhan` sampah telah tertutup tumbuhan pionir, apalagi di bawahnya dibikin tempat bunga. Sungguh ini sesuatu yang sangat membanggakan dari tempat jorok menjadi tempat yang enak dipandang mata," tegasnya.

Di tempat gundukan sampah yang kini juga sudah ditumbuhi rumput tersebut ternyata bermanfaat bagi penduduk setempat sebagai makanan ternak. Menteri mempersilahkan masyarakat memanfaatkan rumput tersebut namun tidak dibenarkan merusaknya.

Apa yang dilakukan Wali Kota Mochtar Mohamad sudah merupakan sebuah tindak nyata. Pekan lalu Wapres membuka pekan Lingkungan Hidup di Jakarta International Convention Center dan meminta agar perbaikan lingkungan sudah harus dalam bentuk nyata dan itu telah diperlihatkan di Bekasi.

"Mari kita doakan agar Wali Kota akan tetap berkomitmen terhadap lingkungan. Bagi pemimpin yang suka sejahterakan masyarakatnya, Insya Allah hidupnya akan sejahtera aman dan damai," tegas Menteri yang juga memiliki rumah di Kemang Pratama Bekasi itu.

Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad menyatakan, tempat pembuangan sampah Bantar Gebang dikelola dengan sistem moderen dan diusahakan jauh dari kesan jorok, kumuh dan busuk.

"Kalau sebelumnya orang tidak tahan berlama-lama di sini. Sekarang tidak ada lagi bau menyengat yang ditimbulkan sampah meski sehari-hari ribuan ton sampah dari DKI masuk ke TPST tersebut," ujar Mochtar Muhammad.

Ia mengatakan, sampah telah memberikan pemasukan yang besar bagi Bekasi. DKI membayar pada 2009 sebesar Rp36 Miliar dan pada 2010 meningkat menjadi Rp39 Miliar yang masuk sebagai sumber PAD.

"Kita siap menampung berapapun banyaknya sampah dari DKI. Kalau dulu sampah ditakuti kini terbukti bila diolah secara benar malah memberikan manfaat besar," ujar Wali Kota yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Kota Bekasi itu.(*)
(T.M027/R009)