Surabaya (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk siap mendukung industri halal di Indonesia dengan fokus ke pengembangan UMKM dan layanan digital.

“Sebagai bank terbesar ketujuh di Indonesia, hal ini semakin memperkuat posisi BSI dalam memberikan dukungan terhadap industri halal," kata Direktur Utama BSI, Hery Gunardi dalam acara sarasehan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tema "Menjadikan Jatim sebagai Basis Industri Halal" di Surabaya, Jumat.

Hery mengakui, BSI juga siap mendukung pengembangan ekonomi di berbagai segmen, seperti korporasi, komersial, usaha kecil dan menengah, usaha mikro, konsumer dan pesantren. Hal ini ditunjang dengan layanan prima, jaringan luas, akselerasi digital dan diversifikasi produk yang beragam.


Baca juga: BSI optimalkan pembiayaan UMKM sektor pariwisata dan ekonomi kreatif


"Sebagai one stop sharia service solution, kami memiliki lebih dari 1.300 cabang dan lebih dari 1.700 ATM di seluruh Indonesia dengan akses lebih luas melalui pembukaan rekening secara daring melalui Mobile Banking BSI," katanya.

Sementara dalam keterangan persnya, BSI sampai Februari 2021 telah penyaluran pembiayaan di sektor UMKM sebesar Rp35,3 triliun. Pertumbuhan transaksi secara year on year (yoy) BSI mobile sebesar 77,24 persen dengan nilai volume per 28 Februari 2021 sebesar Rp11 triliun.

Berdasarkan riset dari State of the Global Islamic Economy Report, industri halal menyimpan potensi besar yaitu sebesar lebih dari Rp4.000 triliun.


Baca juga: Bank Syariah Indonesia terapkan digitalisasi keuangan di masjid


Potensi industri halal ini terdiri dari halal food, fashion, media, tourism, pharmacy, cosmetics dan umrah.

"Dengan dukungan pemerintah dan regulator, industri perbankan syariah ke depannya juga diharapkan tumbuh secara eksponensial, sehingga meningkatkan perekonomian Indonesia," katanya.

Acara sarasehan bersama OJK hadir juga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansah, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso dan Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, serta Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah.


Baca juga: Bank Syariah Indonesia dorong pertumbuhan pembiayaan perumahan

Baca juga: BSI bidik pembiayaan Rp272 triliun pada 2025