Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Rabu waktu Yerusalem, menolak untuk menyabut blokade atas Gaza, menegaskan larangan mencegah serangan rudal terhadap Israel dan melabeli kritik di seluruh dunia atas penyerbuan berdarah armada pro-Palestina sebagai "kemunafikan".

"Ini bukan 'Kapal Cinta'," kata Netanyahu dalam sebuah pidato untuk bangsanya, mengacu pada kapal yang didarati komando, menyebabkan bentrokan yang menewaskan sembilan aktivis. "Itu adalah kapal benci."

Tak lama setelah pidato Netanyahu, pesawat pembawa ratusan aktivis yang ditahan setelah serangan di enam armada kapal bantuan, mulai berangkat ke Turki dan Yunani. Turki telah menekan Israel untuk membebaskan para tahanan, yang kebanyakan warga Turki.

Tubuh sembilan aktivis yang tewas juga ada di pesawat itu.

Para aktivis kembali ke Istanbul untuk penyambutan sebagai pahlawan Kamis dinihari, dan Wakil Perdana Menteri Bülent Arinc mengatakan mereka menghadapi "barbarisme dan penindasan", namun kembali dengan "kebanggaan."

Beberapa ribu keluarga gembira dan pendukung, melambai-lambaikan bendera Palestina dan Turki, meledak dalam tepuk tangan di luar bandara, berteriak "Tuhan Maha Besar!".

Mereka kemudian berjalan ke sekeliling dekat area beraspal untuk melihat orang yang mereka cintai. Sementara yang lain merayakan kembalinya mereka di pusat kota Istanbul.

"Turki bangga padamu!" melantun dari kerumunan orang saat mereka berteriak "Ganyang Israel!"

Sebelumnya, tiga pesawat ambulans membawa aktivis terluka mendarat di Ankara, MSNBC melaporkan.

Sementara para pejabat Israel menghabiskan sebagian besar hari-harinya untuk berusaha menahan banjirnya penghukuman diplomatik dari serangan itu, pernyataan Netanyahu itu adalah komentar pertamanya sejak aksi militer hari Senin.

"Israel menghadapi serangan kemunafikan internasional," katanya, menegaskan bahwa negara Yahudi adalah korban dari kampanye yang didukung Iran untuk mempersenjatai para penguasa Hamas di Gaza dengan rudal yang dapat menghantam Tel Aviv dan Yerusalem.

Netanyahu mengatakan tujuan dari armada ini adalah untuk mematahkan blokade, bukan untuk membawa bantuan ke Gaza. Jika blokade berakhir, ia memperingatkan, ratusan kapal akan membawa ribuan rudal dari Iran, yang akan dibidikkan ke Israel dan sekitarnya.

Hasilnya, katanya, akan menjadi "pelabuhan" Iran di Mediterania. "Negara-negara yang sama yang mengkritik kita hari ini harus tahu bahwa mereka akan menjadi target besok," kata Netanyahu.

Tujuh pesawat itu digunakan untuk mendeportasi 527 aktivis ke Turki dan Yunani, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Israel Sabine Haddad. Tujuh aktivis lainnya tetap di rumah sakit Israel untuk pengobatan luka yang dideritanya dalam serangan Israel, katanya.

Sekitar selusin aktivis perempuan bentrok dengan petugas keamanan di bandara, namun dengan cepat dilumpuhkan oleh pemerintah, para pejabat Israel mengatakan. Para pejabat mengatakan tidak ada biaya yang akan diajukan dan perempuan akan dideportasi seperti yang direncanakan.

PBB, Eropa dan negara-negara lainnya mengkritik keras Israel setelah pasukan negara itu menyerbu enam armada kapal di perairan internasional, menyebabkan bentrokan.

Sekitar 700 aktivis - termasuk 400 asal Turki - yang mencoba mendobrak blokade angkatan laut Israel dan Mesir dari Jalur Gaza dengan membawa 10.000 ton bahan bantuan.

(ANT/S026))