Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa posisi cadangan devisa per 31 Mei 2010 senilai 74,6 miliar dolar AS, turun sekitar 4 miliar dolar dari titik tertinggi 78 miliar dolar.

Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Dyah N.K. Makhijani, di Jakarta Kamis mengatakan, cadangan devisa setara dengan pembayaran 5,87 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Penurunan cadangan devisa ini sama dengan penurunan surplus neraca transaksi modal dan finansial akibat arus modal keluar portofolio asing sehubungan dengan sentimen negatif di pasar keuangan global akibat krisis utang Yunani dan kewajiban pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Pada pemberitaan sebelumnya, BI menyebut arus modal keluar di instrumen SBI mencapai Rp40 triliun dari titik tertinggi Rp80 triliun.

Namun, kata Dyah, kondisi sektor keuangan masih bagus karena ditandai oleh stabilitas sistem perbankan yang tetap terjaga dan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan.

Dewan Gubernur memandang bahwa stabilitas sistem perbankan Indonesia cukup kuat dalam mengantisipasi dampak rambatan krisis utang di Eropa.

Hal ini ditunjukkan oleh tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) perbankan yang berdasarkan data terkini mencapai 19,2 persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5 persen.

Peningkatan fungsi intermediasi perbankan tercermin pada angka pertumbuhan kredit yang sampai dengan akhir Mei 2010 tumbuh sebesar 17,6 persen (year over year).

Pertumbuhan kredit ini masih dalam koridor pencapaian rencana pemberian kredit yang tercantum dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) dan sejalan dengan meningkatnya keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian yang semakin membaik.

(T.J008/A027/S026)