Denpasar (ANTARA News) - Kunjungan wisatawan Jepang ke Bali mengalami kemerosotan 24,52 persen dari 109.221 orang pada periode Januari-April 2009 menjadi hanya 82.436 orang periode yang sama 2010.
"Kemerosotan yang terjadi kali ini merupakan yang terparah, diperkirakan erat kaitannya dengan krisis ekonomi yang sedang melanda negara itu," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Ida Komang Wisnu di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, meskipun masyarakat Negeri Matahari Terbit itu turun drastis ke Bali, namun Jepang tetap menempati urutan kedua setelah Australia dari sepuluh negara terbanyak memasok wisman ke Pulau Dewata.
Negara itu mampu memberikan kontribusi sebesar 11,01 persen dari total kunjungan wisman ke Bali sebanyak 748.685 orang selama empat bulan periode Januari-April 2010.
Kondisi tersebut meningkat sebesar 10,23 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 679.226 orang.
Ida Komang Wisnu menjelaskan, masyarakat Jepang dalam menikmati keunikan seni budaya Bali itu hampir seluruhnya datang melalui Bandara Ngurah Rai, hanya tiga orang diantaranya lewat laut dengan menumpang kapal pesiar.
Dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Bali, lima negara diantaranya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan lima negara lainnya mengalami penurunan.
Lima negara yang masyarakatnya menurun ke Bali, selain Jepang juga Malaysia sebesar 10,20 persen dari 43.982 orang menjadi 39.495 orang, Korea Selatan 7,80 persen dari 40.983 orang menjadi 37.787 orang, Perancis 0,16 persen dari 25.136 menjadi 25.095 orang dan Rusia 0,77 persen dari 25.165 orang menjadi 24.970 orang.
Lima negara yang mengalami peningkatan cukup menggembirakan meliputi Australia sebesar 59,68 persen, Belanda 44,19 persen, Taiwan 19,08 persen, China 0,98 persen dan Inggris 0,86 persen. (Ant/K004)
Kunjungan Wisatawan Jepang ke Bali Merosot 24,52 Persen
3 Juni 2010 06:46 WIB
Beberapa Umat Hindu menjunjung sesajen saat persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Puseh, Desa Peliatan, Ubud, Bali (ANTARA/Nyoman Budhiana)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: