Makassar (ANTARA) - Atlit tinju asal Sulawesi Selatan Charles Katiandagho membantah dan tidak terima atas tuduhan dugaan penggelapan uang oleh Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sulsel, hingga membuat namanya dicoret sebagai peserta PON ke-20 di Provinsi Papua 2021.

"Semua tuduhan itu tidak benar. Saya hanya mempertahankan hak saya. Uang itu sebenarnya memang diperuntukkan bagi atlit sebagai dana pembinaan dari Dispora, bukan untuk pengurus," ungkap Charles saat konferensi pers kepada wartawan di Warkop Enreco Makassar, Kamis.

Alasan pengurus Pertina Sulsel bahwa uang yang masuk ke rekeningnya itu, kata dia, titipan dan akan digunakan sebagai biaya operasional pra-PON kedua di Bogor, padahal dari pernyataan pihak Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel, tidak ada kaitannya dengan uang operasional pengurus, tapi murni uang pembinaan.

Atlit peraih medali emas Pra-PON Ternate 2019 ini menyebutkan, oknum pengurus Pertina awalnya meminta dana tersebut setelah diterima empat orang atlit dari Dispora Sulsel untuk dikirim atau diserahkan kembali pada pengurus Pertina.

Empat penerima dana hibah tersebut, masing-masing, Charles Katiandagho (atlit), Abdul Sada (atlit), Dufri Masihor (pelatih) dan Hendi Durand (pelatih). Untuk atlit mendapat Rp19 juta dan pelatih Rp22 juta, dengan total Rp82 juta. Penerimaan uang dibuktikan dengan tanda tangan yang bersangkutan di kantor Dispora Sulsel tahun 2020.

"Saya bersama pelatih dan sesuai instruksi komandan mengkroscek ke Dispora apakah uang itu untuk keperluan pengurus Pertina atau memang hak saya sebagai atlit. Ternyata, memang hak saya mendapat uang pembinaan. Uang itupun hasil rapel enam bulan. Sehingga saya menolak menyerahkannya," kata Prajurit TNI itu.

Soal tuduhan menggelapkan uang Pertina kemudian disampaikan ke publik, ia merasa sangat keberatan dan telah mencemarkan nama baiknya, termasuk di kesatuan TNI. Alasan, pengurus mencoret namanya dari peserta PON digantikan John Yambe, karena in disipliner atau tidak disiplin berlatih, itu dinilai tidak sesuai fakta.

"Kalau saya dikatakan jarang berlatih, semuanya keliru. Sebab, selama ini saya berlatih mandiri di sasana bersama pelatih saya, karena masih pandemi COVID-19. Tidak ada juga surat pemanggilan latihan dari pengurus terkait persiapan PON," kata petinju kelas 75 kilogram ini.

Di tempat yang sama, pelatih Charles, Alex Tantontos, juga ikut dicoret dari tim menuturkan, ada banyak kejanggalan-kejanggalan atas tuduhan itu, termasuk pencoretan nama Charles diketahui atlit berprestasi tingkat nasional, tetapi digantikan dengan atlit tingkat lokal, sementara ajang ini adalah tingkat nasional.

Ia pun bersama Charles pernah dipanggil pengurus untuk membahas soal persiapan PON, namun yang dibicarakan malah uang pembinaan itu harus disetorkan ke pengurus, sehingga dia menolak. Sebab sudah dikonfrontir ke Dispora Sulsel, bahwa itu adalah dana pembinaan atlit, bahkan telah disampaikan ke komandannya.

Menanggapi tudingan pengurus atas dugaan penggelapan uang pembinaan tersebut, bila dalam sepekan tidak menarik tuduhan itu dan menyampaikan maaf secara terbuka kepada publik, maka pihaknya segera melaporkan ke pihak yang berwajib atas pencemaran nama baik.

"Saya sudah melaporkan ini kepada pimpinan, termasuk akan melaporkan tuduhan oknum pengurus yang tidak berdasar itu ke Polda Sulsel. Jelas ini pencemaran nama baik, dan kesatuan. Kami punya bukti-buktinya, tegas prajurit TNI dan juga mantan atlit tinju tersebut.

Sebelumnya, Sekretaris Umum Pengprov Pertina Sulsel Adam Taka Simanjuntak kepada wartawan beralasan, yang bersangkutan dicoret dari peserta karena melanggar prosedur, tidak disiplin dan tidak bertanggungjawab serta tidak komitmen menjalankan fungsinya sebagai atlit. Keputusan itu pun diambil setelah dilaksanakan rapat.

Sedangkan untuk uang pembinaan itu, ia berdalih uang tersebut hanya dititipkan sementara ke atlit untuk nantinya digunakan sebagai honor dan biaya keberangkatan ke lokasi Pra PON di Bogor.

"Uang dari Dispora Sulsel ini kan awalnya ditransfer ke rekening atlit bersangkutan. Tetapi saatnya kita mau berangkat ke Bogor dengan uang tersebut, ia menolak. Dia bilang ini hasil kinerja. Uang itu harus masuk ke atlit atau pelatih, makanya kita coret," katanya.