Jakarta (ANTARA) - Kepala Grup Ekonomi Makro Departemen Kebijakan Ekonomi Makro Bank Indonesia Riza Tyas Utama menyebutkan stimulus fiskal Amerika Serikat sebesar 1,9 triliun dolar AS yang berlaku sejak 17 Maret 2021 akan membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

Riza menyatakan AS juga akan menerima tambahan stimulus fiskal hingga mencapai 2 triliun dolar AS pada triwulan IV-2021 jika disetujui oleh Kongres.

“Di sinilah sebenarnya juga kesempatan bagi Indonesia untuk memanfaatkan hal tersebut,” katanya dalam acara Pelatihan Wartawan Ekonomi Nasional secara daring di Jakarta, Kamis.

Riza menjelaskan stimulus itu pasti akan berdampak pada perekonomian AS terlebih dahulu setelah sepanjang tahun lalu mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan Indonesia.

Terlebih lagi, stimulus yang memakan anggaran sebesar 1,9 triliun dolar AS ini meliputi berbagai program untuk mendukung rumah tangga dan karyawan sehingga akan langsung menguatkan kemampuan konsumsi.

“Stimulus yang besar itu tentu akan menjadi oli yang sangat efektif terutama yang 1,9 triliun dolar AS ini karena diberikan dalam waktu enam bulan,” ujarnya.

Ia melanjutkan ekonomi AS yang mulai pulih seiring konsumsi yang meningkat ini nantinya berdampak positif bagi ekspor Indonesia karena AS tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga akan melakukan impor.

“Mereka berjalan kan kita juga tidak jalan di tempat, sama kita juga berjalan. Salah satunya yang jelas adalah ekonomi AS ketika membaik dia tidak bisa memenuhi dirinya sendiri pasti akan ada kebutuhan impor,” katanya.

Ia menegaskan Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan impor dari negara-negara di AS yang sudah lebih awal mengalami pemulihan terutama dari sisi manufaktur.

“Ini kita manfaatkan baik dari sisi volume dan dari sisi harga kita terkena dampak positifnya. Ini yang kita tidak boleh lewat,” tegasnya.

Menurutnya, jika para produsen dan para eksportir Indonesia mampu memanfaatkan momentum tersebut maka akan terjadi multiplyer efek bagi perekonomian domestik.

“Dari sisi ekspor itu menjadi salah satu penggerak ekonomi domestik di samping dari sumber-sumber ekonomi domestik yang digerakkan oleh berbagai stimulus fiskal,” ujarnya.

Baca juga: Menkeu sebut 2021 tantangan untuk akselerasi pemulihan ekonomi
Baca juga: BI paparkan akselerasi vaksinasi terhadap pemulihan ekonomi global
Baca juga: Ketua OJK sebut restrukturisasi kredit perbankan makin melandai