BNPT ajak masyarakat Lamongan terlibat dalam pencegahan terorisme
24 Maret 2021 21:29 WIB
acara Webinar dan Talkshow Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia "NGOPI COI" hasil kerja sama BNPT melalui FKPT JATIM dan Pemkab Lamongan di Lamongan, Rabu (24/3) (Antara Jatim/HO Pemkab Lamongan/AM)
Lamongan, Jatim (ANTARA) - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid mengajak segenap insan muda Kabupaten Lamongan, Jatim untuk terlibat dalam pencegahan terorisme melalui melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT).
"Masyakarat harus memahami bahwa paham radikalisme tidak hanya menimbulkan rasa takut dan teror secara masif, namun juga menimbulkan korban," kata Nurwakhid dalam acara Webinar dan Talkshow Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia "NGOPI COI" kerja sama BNPT melalui FKPT Jatim dan Pemkab Lamongan seperti dikutip dari siaran pers yang diterima di Lamongan, Rabu.
Baca juga: BNPT akan libatkan TNI secara proporsional untuk tanggulangi terorisme
Baca juga: DPR RI desak BNPT kedepankan prinsip HAM dalam mencegah terorisme
Ia menjelaskan radikalisme terorisme membuat masyarakat terancam, takut dan pastinya timbul korban, hal ini merupakan kejahatan serius.
"Kalau bahasa Lamongan itu kejahatan nemen (parah), kejahatan sing wedyan dan biasanya motif pemicunya antara lain kesenjangan sosial, ketidakpuasan pada pemerintah, benci serta politik agama," tuturnya.
Untuk itu, lanjut Brigjen Ahmad, perlunya kewaspadaan masyarakat khususnya yang ada di desa-desa terkait munculnya paham radikalisme. Salah satu bentuk oknum radikal selama ini, yakni penolakan atau pernyataan penyesatan terhadap kearifan lokal.
Ia juga meminta agar masyarakat bijak menggunakan media sosial, sebagai upaya mewujudkan Indonesia yang lebih aman, damai dan tentram serta meredam munculnya paham radikalisme dan intoleransi di lingkungan masyarakat.
"Anak-anak muda Lamongan saya minta agar turut menjaga lingkungan tetap kondusif, di antaranya bijak bermedia sosial. Unggah konten yang informatif, yang bukan menyesatkan dan menimbulkan situasi gaduh di masyarakat," katanya.
Wakil Bupati Lamongan Abdul Rauf yang juga menjadi pembicara dalam acara itu mengatakan Kabupaten Lamongan memiliki jumlah desa terbanyak di Indonesia, dan memiliki desa Pancasila yang terletak di Desa Balun. Penamaan desa ini tentu atas dasar tingginya toleransi di desa ini.
Baca juga: BNPT tetapkan lima provinsi sinergitas cegah terorisme
Baca juga: Kepala BNPT: Pencegahan paham radikal harus libatkan semua pihak
"Di Lamongan kami memiliki desa Pancasila. Di namai desa Pancasila karena tingginya toleransi di desa ini. Ada tiga tempat ibadah agama, yakni masjid, gereja dan pura berdiri harmonis di seputar alun-alun desa tersebut dan tentu masyarakat selama ini guyub rukun satu sama lain," katanya.
Rauf juga memberikan apresiasi kepada jajaran BNPT, TNI, Polri, Babinsa dan Babinkamtibnas yang selama ini bersinergi membuat Lamongan tetap aman, kondusif dan pembangunan dapat berjalan dengan optimal.
"Masyakarat harus memahami bahwa paham radikalisme tidak hanya menimbulkan rasa takut dan teror secara masif, namun juga menimbulkan korban," kata Nurwakhid dalam acara Webinar dan Talkshow Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia "NGOPI COI" kerja sama BNPT melalui FKPT Jatim dan Pemkab Lamongan seperti dikutip dari siaran pers yang diterima di Lamongan, Rabu.
Baca juga: BNPT akan libatkan TNI secara proporsional untuk tanggulangi terorisme
Baca juga: DPR RI desak BNPT kedepankan prinsip HAM dalam mencegah terorisme
Ia menjelaskan radikalisme terorisme membuat masyarakat terancam, takut dan pastinya timbul korban, hal ini merupakan kejahatan serius.
"Kalau bahasa Lamongan itu kejahatan nemen (parah), kejahatan sing wedyan dan biasanya motif pemicunya antara lain kesenjangan sosial, ketidakpuasan pada pemerintah, benci serta politik agama," tuturnya.
Untuk itu, lanjut Brigjen Ahmad, perlunya kewaspadaan masyarakat khususnya yang ada di desa-desa terkait munculnya paham radikalisme. Salah satu bentuk oknum radikal selama ini, yakni penolakan atau pernyataan penyesatan terhadap kearifan lokal.
Ia juga meminta agar masyarakat bijak menggunakan media sosial, sebagai upaya mewujudkan Indonesia yang lebih aman, damai dan tentram serta meredam munculnya paham radikalisme dan intoleransi di lingkungan masyarakat.
"Anak-anak muda Lamongan saya minta agar turut menjaga lingkungan tetap kondusif, di antaranya bijak bermedia sosial. Unggah konten yang informatif, yang bukan menyesatkan dan menimbulkan situasi gaduh di masyarakat," katanya.
Wakil Bupati Lamongan Abdul Rauf yang juga menjadi pembicara dalam acara itu mengatakan Kabupaten Lamongan memiliki jumlah desa terbanyak di Indonesia, dan memiliki desa Pancasila yang terletak di Desa Balun. Penamaan desa ini tentu atas dasar tingginya toleransi di desa ini.
Baca juga: BNPT tetapkan lima provinsi sinergitas cegah terorisme
Baca juga: Kepala BNPT: Pencegahan paham radikal harus libatkan semua pihak
"Di Lamongan kami memiliki desa Pancasila. Di namai desa Pancasila karena tingginya toleransi di desa ini. Ada tiga tempat ibadah agama, yakni masjid, gereja dan pura berdiri harmonis di seputar alun-alun desa tersebut dan tentu masyarakat selama ini guyub rukun satu sama lain," katanya.
Rauf juga memberikan apresiasi kepada jajaran BNPT, TNI, Polri, Babinsa dan Babinkamtibnas yang selama ini bersinergi membuat Lamongan tetap aman, kondusif dan pembangunan dapat berjalan dengan optimal.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: