Menaker dan Dubes Jepang bahas peningkatan kerja sama penempatan PMI
24 Maret 2021 19:37 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat menerima courtesy call Duta Besar Jepang untuk Indonesia secara virtual di Jakarta, Rabu (24/3/2021). ANTARA/HO-Kementerian Ketenagakerjaan/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, Rabu, membahas upaya peningkatan kerja sama penempatan pekerja migran (PMI) dan program pemagangan dalam pertemuan virtual dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji.
Menurut keterangan resmi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang diterima di Jakarta, Rabu, Menaker Ida menegaskan bahwa Indonesia dan Jepang telah lama menjalin kerja sama yang sangat baik, khususnya untuk penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) dan pemagangan ke Jepang.
Secara khusus Ida menyebut penempatan PMI lewat program program Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dan Specified Skilled Worker (SSW).
"Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada tenaga kerja Indonesia dan kami berharap kerja sama penempatan PMI ke Jepang dalam program IJEPA dapat ditingkatkan, baik dalam penambahan kuota penempatan PMI sebagai nurse dan careworker, maupun dalam perluasan sektor penempatan PMI di bawah program IJEPA," kata Ida.
Baca juga: Menaker: Jepang berkontribusi atasi pengangguran di Indonesia
Selama 13 tahun program IJEPA berlangsung, telah ada 3.080 pekerja Indonesia yang bekerja sebagai perawat dan perawat lansia atau careworker. Dengan 716 orang di antaranya telah menjadi perawat dan perawat lansia bersertifikat di Jepang.
Menaker Ida juga menyatakan ketertarikan Indonesia untuk berkontribusi mengisi kebutuhan tenaga kerja Jepang lewat program SSW. Sampai dengan akhir Desember 2020 sudah terdapat 1.514 pekerja Indonesia yang bekerja sebagai SSW.
Ida menegaskan jumlah itu masih jauh dari target pemerintah yang berkeinginan memenuhi 20 persen dari total kuota SSW untuk pekerja asing yaitu 345.000 orang.
Baca juga: Calon peserta magang ke Jepang mendapat pelatihan
Dia juga menyatakan pihaknya masih menunggu kembali proses dibukanya program pemagangan ke Jepang.
Dalam kesempatan tersebut Ida juga menyatakan harapannya agar Jepang dapat kembali membuka akses kepada PMI di masa pandemi COVID-19, memastikan pemerintah Indonesia telah menyusun prosedur standar operasi penempatan di masa adaptasi kebiasaan baru.
Terkait pertemuan itu, Dubes Jepang Kanasugi Kenji menyambut baik keinginan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama untuk PMI. Dia juga memastikan akan mempertimbangkan lebih lanjut dan menyampaikan laporan terkait penempatan PMI kepada pemerintah Jepang.
Baca juga: Penempatan tenaga berketerampilan spesifik ke Jepang akan dipercepat
Baca juga: Indonesia-IM Japan sepakat perbanyak peserta magang ke Jepang
Menurut keterangan resmi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang diterima di Jakarta, Rabu, Menaker Ida menegaskan bahwa Indonesia dan Jepang telah lama menjalin kerja sama yang sangat baik, khususnya untuk penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) dan pemagangan ke Jepang.
Secara khusus Ida menyebut penempatan PMI lewat program program Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dan Specified Skilled Worker (SSW).
"Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada tenaga kerja Indonesia dan kami berharap kerja sama penempatan PMI ke Jepang dalam program IJEPA dapat ditingkatkan, baik dalam penambahan kuota penempatan PMI sebagai nurse dan careworker, maupun dalam perluasan sektor penempatan PMI di bawah program IJEPA," kata Ida.
Baca juga: Menaker: Jepang berkontribusi atasi pengangguran di Indonesia
Selama 13 tahun program IJEPA berlangsung, telah ada 3.080 pekerja Indonesia yang bekerja sebagai perawat dan perawat lansia atau careworker. Dengan 716 orang di antaranya telah menjadi perawat dan perawat lansia bersertifikat di Jepang.
Menaker Ida juga menyatakan ketertarikan Indonesia untuk berkontribusi mengisi kebutuhan tenaga kerja Jepang lewat program SSW. Sampai dengan akhir Desember 2020 sudah terdapat 1.514 pekerja Indonesia yang bekerja sebagai SSW.
Ida menegaskan jumlah itu masih jauh dari target pemerintah yang berkeinginan memenuhi 20 persen dari total kuota SSW untuk pekerja asing yaitu 345.000 orang.
Baca juga: Calon peserta magang ke Jepang mendapat pelatihan
Dia juga menyatakan pihaknya masih menunggu kembali proses dibukanya program pemagangan ke Jepang.
Dalam kesempatan tersebut Ida juga menyatakan harapannya agar Jepang dapat kembali membuka akses kepada PMI di masa pandemi COVID-19, memastikan pemerintah Indonesia telah menyusun prosedur standar operasi penempatan di masa adaptasi kebiasaan baru.
Terkait pertemuan itu, Dubes Jepang Kanasugi Kenji menyambut baik keinginan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama untuk PMI. Dia juga memastikan akan mempertimbangkan lebih lanjut dan menyampaikan laporan terkait penempatan PMI kepada pemerintah Jepang.
Baca juga: Penempatan tenaga berketerampilan spesifik ke Jepang akan dipercepat
Baca juga: Indonesia-IM Japan sepakat perbanyak peserta magang ke Jepang
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: