Laporan dari China
WNA di Beijing mulai divaksin, di Shanghai mulai didaftar
24 Maret 2021 19:33 WIB
Seorang jurnalis asing menjawab pertanyaan petugas medis mengenai riwayat kesehatan sebelum disuntik vaksin COVID-19 dosis pertama di kawasan Museum Chaoyang Park, Beijing, China, Selasa (23/3/2021). ANTARA/M. Irfan Ilmie
Beijing (ANTARA) - Warga negara asing yang tinggal di Kota Beijing mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 mulai Selasa (23/3), sedangkan pada malam harinya Pemerintah Kota Shanghai mengumumkan pendaftaran vaksinasi khusus untuk pendatang itu melalui sistem aplikasi.
Di Beijing, sekitar 150 jurnalis asing dari 27 negara, termasuk ANTARA, dan ratusan diplomat asing mendapatkan vaksin COVID-19 buatan lokal.
Vaksinasi dosis pertama yang dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri China (MFA) itu digelar di kawasan Museum Chaoyang Park.
Pusat Pers Internasional (IPC) MFA mengedarkan formulir pendaftarkan vaksinasi secara terbatas kepada awak media asing di Beijing mulai Rabu (17/3).
Formulir mengenai data pribadi dan riwayat kesehatan diisi dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris itu untuk selanjutnya dikirim balik ke IPC dengan batas akhir Ahad (21/3).
Dalam surat pengantar formulir juga dicantumkan waktu dan lokasi vaksinasi khusus jurnalis asing berikut nomor rekening bank milik Pusat Pecegahan dan Penyakit Menular (CDC) Beijing untuk menampung transfer pembayaran para pemohon.
"Saya percaya vaksin yang diberikan ini kualitasnya bagus demi menjaga reputasi produsen di mata jurnalis asing," kata seorang pewarta media harian Malaysia ditemui di sela-sela menjalani masa observasi usai disuntik vaksin buatan Sinopharm itu.
Beberapa menit setelah menerima suntikan, maka data pada kartu kesehatan yang dimiliki setiap orang yang tinggal di Beijing langsung tertera keterangan telah divaksin dosis pertama dalam dua bahasa, Inggris dan Mandarin, berikut data tes PCR terakhir. Kartu kesehatan digital atau Jiankang Bao itulah yang sekarang sedang getol ditawarkan China ke berbagai negara agar nantinya berfungsi sebagai paspor kesehatan yang diakui secara internasional.
Vaksinasi untuk WNA di Beijing tersebut memang masih terbatas untuk kalangan diplomat dan pewarta asing beserta keluarganya masing-masing.
Sementara itu, di Shanghai telah dibuka pendaftaran secara daring dengan menyertakan residen permit dan paspor yang masih berlaku sehingga menjadikannya sebagai kota pertama di China yang mengumumkan vaksinasi untuk WNA secara terbuka.
Bagi WNA di Shanghai yang memiliki asuransi kesehatan sangat diuntungkan dengan kebijakan tersebut. Namun bagi WNA yang tidak memiliki asuransi tidak perlu khawatir karena bisa langsung membayar sekitar 100 yuan (Rp185 ribu) per dosis.
Vaksinasi bagi WNA di dua kota besar di China tersebut berdasarkan prinsip sukarela. Pemerintah setempat hanya memfasilitasi keinginan WNA untuk mendapatkan vaksinasi karena sampai sekarang vaksin COVID-19 di China belum dijual secara bebas.
Program vaksinasi massal di China yang digelar sejak awal Januari 2021 telah menjangkau lebih dari 65 juta warga lokal.
Baca juga: Anggota militer Ukraina yang meninggal tak alami reaksi negatif vaksin
Baca juga: Perjalanan vaksinasi kebangsaan di negeri jiran Malaysia
Di Beijing, sekitar 150 jurnalis asing dari 27 negara, termasuk ANTARA, dan ratusan diplomat asing mendapatkan vaksin COVID-19 buatan lokal.
Vaksinasi dosis pertama yang dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri China (MFA) itu digelar di kawasan Museum Chaoyang Park.
Pusat Pers Internasional (IPC) MFA mengedarkan formulir pendaftarkan vaksinasi secara terbatas kepada awak media asing di Beijing mulai Rabu (17/3).
Formulir mengenai data pribadi dan riwayat kesehatan diisi dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris itu untuk selanjutnya dikirim balik ke IPC dengan batas akhir Ahad (21/3).
Dalam surat pengantar formulir juga dicantumkan waktu dan lokasi vaksinasi khusus jurnalis asing berikut nomor rekening bank milik Pusat Pecegahan dan Penyakit Menular (CDC) Beijing untuk menampung transfer pembayaran para pemohon.
"Saya percaya vaksin yang diberikan ini kualitasnya bagus demi menjaga reputasi produsen di mata jurnalis asing," kata seorang pewarta media harian Malaysia ditemui di sela-sela menjalani masa observasi usai disuntik vaksin buatan Sinopharm itu.
Beberapa menit setelah menerima suntikan, maka data pada kartu kesehatan yang dimiliki setiap orang yang tinggal di Beijing langsung tertera keterangan telah divaksin dosis pertama dalam dua bahasa, Inggris dan Mandarin, berikut data tes PCR terakhir. Kartu kesehatan digital atau Jiankang Bao itulah yang sekarang sedang getol ditawarkan China ke berbagai negara agar nantinya berfungsi sebagai paspor kesehatan yang diakui secara internasional.
Vaksinasi untuk WNA di Beijing tersebut memang masih terbatas untuk kalangan diplomat dan pewarta asing beserta keluarganya masing-masing.
Sementara itu, di Shanghai telah dibuka pendaftaran secara daring dengan menyertakan residen permit dan paspor yang masih berlaku sehingga menjadikannya sebagai kota pertama di China yang mengumumkan vaksinasi untuk WNA secara terbuka.
Bagi WNA di Shanghai yang memiliki asuransi kesehatan sangat diuntungkan dengan kebijakan tersebut. Namun bagi WNA yang tidak memiliki asuransi tidak perlu khawatir karena bisa langsung membayar sekitar 100 yuan (Rp185 ribu) per dosis.
Vaksinasi bagi WNA di dua kota besar di China tersebut berdasarkan prinsip sukarela. Pemerintah setempat hanya memfasilitasi keinginan WNA untuk mendapatkan vaksinasi karena sampai sekarang vaksin COVID-19 di China belum dijual secara bebas.
Program vaksinasi massal di China yang digelar sejak awal Januari 2021 telah menjangkau lebih dari 65 juta warga lokal.
Baca juga: Anggota militer Ukraina yang meninggal tak alami reaksi negatif vaksin
Baca juga: Perjalanan vaksinasi kebangsaan di negeri jiran Malaysia
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: