San Fransisco (ANTARA) - Sejumlah perusahaan teknologi terbesar di Wilayah Teluk San Francisco, termasuk Twitter Inc dan Google, berencana untuk menutup sebagian besar kantor mereka selama beberapa bulan lagi meski pemerintah mengizinkan mereka untuk kembali membuka kantor dalam kapasitas terbatas pada Selasa (23/3).

Dengan mempertimbangkan penurunan infeksi virus corona, San Francisco dan Santa Clara melonggarkan pembatasan yang membuat sebagian besar gedung perkantoran tutup selama setahun terakhir kecuali untuk staf yang penting, termasuk untuk keamanan.

Mulai Rabu, perusahaan diizinkan untuk membuka kantor mereka hingga seperempat dari kapasitas.

"San Francisco akan menjadi hidup," kata Wali kota London Breed kepada wartawan. "Ketika kami mulai buka kembali, semakin banyak orang yang ingin kembali bekerja dan ingin berada di sekitar orang lain."

Baca juga: Rahasia yang disembunyikan dari Silicon Valley
Baca juga: Karyawan Facebook dan Google di Silicon Valley kerja dari rumah


Namun perusahaan-perusahaan di Silicon Valley yang berkomitmen tahun lalu untuk mengizinkan pekerjanya tinggal di rumah hingga musim panas ini atau dalam batas waktu yang belum ditentukan, mengatakan bahwa mereka akan tetap memberlakukan kebijakan tersebut.

Mereka mengutip analisis mereka sendiri atas data kesehatan masyarakat, pertimbangan keselamatan lain, dan preferensi pekerja. Pemberian vaksin, yang di California hanya dapat diakses oleh populasi yang paling rentan, juga menjadi salah satu faktor pertimbangan, meski lebih kecil.

Pembuat peralatan jaringan Cisco Systems Inc dan layanan penyimpanan file Dropbox Inc mengatakan kebijakan wajib kerja dari rumah akan tetap berlaku hingga Juni, sementara Box Inc mengatakan pembukaan kembali masih dijadwalkan pada September.

Pinterest Inc tidak menargetkan pembukaan kembali yang signifikan setidaknya hingga Agustus, Google Alphabet Inc hingga September dan DocuSign Inc sebelum Oktober.

Twitter, Adobe Inc, PayPal Holdings Inc, Twilio Inc, Yelp Inc dan Zoom Video Communications Inc juga akan tetap tutup meskipun Wali kota Breed dan pejabat pemerintah lokal lainnya menggambarkan perpindahan ke "tingkat oranye" dari "tingkat merah" dari pembatasan penguncian California.

Juru bicara Breed, Jeff Cretan, mengatakan pejabat San Francisco mengharapkan perusahaan kecil dan menengah menjadi yang pertama untuk kembali beroperasi secara langsung.

‘Keuntungan Perekrutan'

Di antara sedikit perusahaan yang ingin memanfaatkan pelonggaran tersebut adalah SAP SE, yang mengatakan sangat mempertimbangkan untuk membuka kembali sebagian kantor Area Teluk dalam beberapa minggu, dan Slack Technologies, yang sedang mempertimbangkan tanggal untuk mengundang kembali beberapa pekerja.

Startup perangkat lunak e-commerce San Francisco Fast akan membuka pintunya - dan jendela untuk keselamatan - hingga 25 persen dari 56 karyawan Area Teluk pada Rabu, kata juru bicara Jason Alderman. Dia mengatakan perusahaan mengharapkan untuk mulai mendapatkan lamaran pekerjaan dari orang-orang yang dipaksa bekerja dari jarak jauh oleh majikan mereka saat ini.

"Perusahaan seperti Fast yang mengizinkan orang datang ke kantor jika mereka mau akan menjadi keuntungan perekrutan," katanya.

Sebuah survei akhir tahun lalu terhadap 9.000 pekerja berpengetahuan yang ditugaskan oleh perusahaan perangkat lunak pesan singkat di lingkungan kerja, Slack, menemukan 20 persen ingin bekerja dari jarak jauh, 17 persen di kantor, dan 63 persen campuran dari keduanya.

Facebook Inc, yang kantornya tetap tutup secara global hingga 2 Juli, mengatakan bulan ini akan membuka 10 persen kursi di kantor area Seattle untuk membantu pekerja yang berjuang di rumah. Tidak ada berita serupa untuk dibagikan tentang kantornya di San Francisco.

Microsoft Corp, yang mengumumkan rencana pada Senin untuk membuka kembali sebagian kantor pusatnya di Redmond, Washington, minggu depan, belum memberikan komentar terkait kantor yang berlokasi San Francisco.

IBM menolak untuk membahas rencana Area Teluk. Tetapi beberapa eksekutif senior di kantor pusatnya di New York telah mulai bekerja dari kantor mereka dengan pintu tertutup.

Sumber: Reuters

Baca juga: Enam startup Indonesia menjajal markas Google di Silicon Valley
Baca juga: Elon Musk dan Mark Zuckerberg adu mulut soal kecerdasan buatan