Militer Ukraina sebut anggotanya meninggal usai divaksin CoviShield
24 Maret 2021 09:44 WIB
Pengiriman pertama vaksin AstraZeneca untuk virus corona (COVID-19) diturunkan dari pesawat di Bandara Internasional Borispil, luar Kyiv, Ukraina, Selasa (23/2/2021). ANTARA FOTO/Ministry of Health of Ukraine/Handout via REUTERS/AWW/djo/am.
Kiev (ANTARA) - Militer Ukraina pada Selasa (23/3) menyebutkan bahwa salah seorang anggota militer perempuan meninggal dua hari setelah menerima vaksin CoviShield, namun penyebab kematian tersebut masih belum ditentukan.
Melalui pernyataan militer mengungkapkan anggota tersebut tiba-tiba tidak sadarkan diri, meski tidak memiliki keluhan sebelumnya.
Kasus ini merupakan kematian pertama yang dilaporkan sejak Ukraina memulai vaksinasi pada Februari usia menerima pengiriman pertama 500.000 dosis vaksin CoviShield, vaksin AstraZeneca versi India.
Ukraina mencatat rekor harian 333 kematian COVID-19 dalam 24 jam terakhir, kata Menteri Kesehatan Maksym Stepanov pada Selasa.
Rekor sebelumnya yakni 289 kematian dilaporkan pada 17 Maret.
Mantan republik Soviet berpenduduk 41 juta jiwa itu mengalami lonjakan tajam kasus COVID-19 dalam beberapa pekan belakangan, yang dikatakan Perdana Menteri Denys Shmygal sebagai gelombang ketiga pandemi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ukraina resmi larang pendaftaran vaksin COVID Rusia
Baca juga: Vaksin pertama di bawah COVAX bisa sampai Ukraina Februari
Melalui pernyataan militer mengungkapkan anggota tersebut tiba-tiba tidak sadarkan diri, meski tidak memiliki keluhan sebelumnya.
Kasus ini merupakan kematian pertama yang dilaporkan sejak Ukraina memulai vaksinasi pada Februari usia menerima pengiriman pertama 500.000 dosis vaksin CoviShield, vaksin AstraZeneca versi India.
Ukraina mencatat rekor harian 333 kematian COVID-19 dalam 24 jam terakhir, kata Menteri Kesehatan Maksym Stepanov pada Selasa.
Rekor sebelumnya yakni 289 kematian dilaporkan pada 17 Maret.
Mantan republik Soviet berpenduduk 41 juta jiwa itu mengalami lonjakan tajam kasus COVID-19 dalam beberapa pekan belakangan, yang dikatakan Perdana Menteri Denys Shmygal sebagai gelombang ketiga pandemi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ukraina resmi larang pendaftaran vaksin COVID Rusia
Baca juga: Vaksin pertama di bawah COVAX bisa sampai Ukraina Februari
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: