Menhub cek terminal penumpang baru Bandara Kuabang Halmahera Utara
23 Maret 2021 21:01 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Bandara Kuabang, Halmahera Utara, Selasa (23/3/2021). ANTARA/HO-Kementerian Perhubungan.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau terminal penumpang baru Bandara Kuabang di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, jelang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (24/3).
“Saya datang hari ini untuk mengecek langsung gedung terminal penumpang baru, yang rencananya akan diresmikan Bapak Presiden Joko Widodo hari Rabu besok. Alhamdulillah, persiapan hari ini berjalan baik. Terima kasih kepada pemprov, pemkab, DPRD provinsi, DPRD kabupaten dan unsur terkait lainnya yang telah bekerja sama dengan baik dalam penyediaan lahan dan kelancaran pembangunan bandara ini,” kata Budi Karya dalam rilis di Jakarta, Selasa.
Menhub mengungkapkan selain penerbangan carter, mulai pekan depan akan ada penerbangan komersial Kuabang-Manado dan sebaliknya. Diharapkan bisa meningkat dua kali seminggu bulan depan.
“Saya telah meminta Dirjen Perhubungan Udara untuk berkoordinasi dengan maskapai, untuk mengadakan penerbangan reguler dari Manado ke sini 1 kali seminggu,” tuturnya.
Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara telah menyelesaikan pengembangan gedung terminal penumpang Bandara Kuabang, menyesuaikan dengan kemampuan sisi udara yang telah memiliki runway sepanjang 2.400 m x 30 m. Sebagai pendukung aksesibilitas transportasi Ibukota provinsi, sudah selayaknya Bandara Kuabang didarati oleh pesawat jenis narrow body.
Saat ini terminal penumpang Bandara Kuabang yang dibangun melalui APBN sekitar Rp50,82 miliar ini memiliki luas 3.500 m2 yang dapat menampung hingga 160.000 penumpang per tahun. Bandara ini juga memiliki landasan hubung (taxiway) 100m x 23m dan landasan parkir (apron) 157m x 72m, yang mampu menampung sebanyak 3 pesawat jenis ATR dan 1 (satu) pesawat jenis Boeing.
Bandara Kuabang difungsikan sebagai alternatif dari Bandara Sultan Babullah di Ternate yang berlokasi dekat dengan daerah Sofifi sebagai ibukota Provinsi Maluku Utara. Lokasi Bandara Sultan Babullah Ternate yang berdekatan dengan Gunung Gamalama dan Gunung Dukono yang sangat aktif, kerap kali mengalami gangguan operasional akibat sering terjadinya letusan kedua gunung tersebut.
Posisi Bandara Kuabang yang berjarak 85 km dari Sofifi dinilai sangat strategis dan tidak terdampak letusan dari kedua gunung tersebut, sehingga Kemenhub menilai bandara ini layak untuk dikembangkan.
Bandara Kuabang merupakan salah satu pintu masuk melalui udara di Kabupaten Halmahera Utara. Keberadaan bandara ini sangat penting untuk membuka aksesibilitas dan konektivitas dari dan ke Kabupaten Halmahera Utara yang memiliki sejumlah destinasi wisata alam dan bahari andalan. Diantaranya pantai Luari, taman laut Tupu-Tupu, Tagalaya dan Pawole. Kemudian laguna Tagalaya, Pulau Kakara, Pulau Bobale, pulau-pulau kecil Loloda dan pantai Panamboang.
Selain itu, bandara ini juga berpotensi melayani orang dan barang, untuk mendukung operasional pertambangan emas yang ada di daerah Gosowong, Kabupaten Halmahera Utara, yang dikelola oleh perusahaan pertambangan PT Nusa Halmahera Minerals.
“Saya berterima kasih kepada pak Dirjen Perhubungan Udara yang sudah mempersiapkan ini dengan baik. Tadi saya cek bandaranya baik sekali, bahkan di luar ekspektasi saya. Bangunannya modern, indah sekali,” ucap Menhub yang didampingi Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto.
Kemenhub terus berkomitmen melakukan pembangunan dan pengembangan bandara, khususnya di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP), seperti di Provinsi Maluku Utara sebagai provinsi ke-34 atau terbaru di Indonesia, dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah tersebut.
Baca juga: Jokowi diagendakan resmikan Bandara Kuabang Kao Halmahera Utara
Baca juga: Bandara Babullah Ternate perketat penumpang khusus
Baca juga: Bertambah, maskapai yang buka penerbangan di Bandara Ternate
“Saya datang hari ini untuk mengecek langsung gedung terminal penumpang baru, yang rencananya akan diresmikan Bapak Presiden Joko Widodo hari Rabu besok. Alhamdulillah, persiapan hari ini berjalan baik. Terima kasih kepada pemprov, pemkab, DPRD provinsi, DPRD kabupaten dan unsur terkait lainnya yang telah bekerja sama dengan baik dalam penyediaan lahan dan kelancaran pembangunan bandara ini,” kata Budi Karya dalam rilis di Jakarta, Selasa.
Menhub mengungkapkan selain penerbangan carter, mulai pekan depan akan ada penerbangan komersial Kuabang-Manado dan sebaliknya. Diharapkan bisa meningkat dua kali seminggu bulan depan.
“Saya telah meminta Dirjen Perhubungan Udara untuk berkoordinasi dengan maskapai, untuk mengadakan penerbangan reguler dari Manado ke sini 1 kali seminggu,” tuturnya.
Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara telah menyelesaikan pengembangan gedung terminal penumpang Bandara Kuabang, menyesuaikan dengan kemampuan sisi udara yang telah memiliki runway sepanjang 2.400 m x 30 m. Sebagai pendukung aksesibilitas transportasi Ibukota provinsi, sudah selayaknya Bandara Kuabang didarati oleh pesawat jenis narrow body.
Saat ini terminal penumpang Bandara Kuabang yang dibangun melalui APBN sekitar Rp50,82 miliar ini memiliki luas 3.500 m2 yang dapat menampung hingga 160.000 penumpang per tahun. Bandara ini juga memiliki landasan hubung (taxiway) 100m x 23m dan landasan parkir (apron) 157m x 72m, yang mampu menampung sebanyak 3 pesawat jenis ATR dan 1 (satu) pesawat jenis Boeing.
Bandara Kuabang difungsikan sebagai alternatif dari Bandara Sultan Babullah di Ternate yang berlokasi dekat dengan daerah Sofifi sebagai ibukota Provinsi Maluku Utara. Lokasi Bandara Sultan Babullah Ternate yang berdekatan dengan Gunung Gamalama dan Gunung Dukono yang sangat aktif, kerap kali mengalami gangguan operasional akibat sering terjadinya letusan kedua gunung tersebut.
Posisi Bandara Kuabang yang berjarak 85 km dari Sofifi dinilai sangat strategis dan tidak terdampak letusan dari kedua gunung tersebut, sehingga Kemenhub menilai bandara ini layak untuk dikembangkan.
Bandara Kuabang merupakan salah satu pintu masuk melalui udara di Kabupaten Halmahera Utara. Keberadaan bandara ini sangat penting untuk membuka aksesibilitas dan konektivitas dari dan ke Kabupaten Halmahera Utara yang memiliki sejumlah destinasi wisata alam dan bahari andalan. Diantaranya pantai Luari, taman laut Tupu-Tupu, Tagalaya dan Pawole. Kemudian laguna Tagalaya, Pulau Kakara, Pulau Bobale, pulau-pulau kecil Loloda dan pantai Panamboang.
Selain itu, bandara ini juga berpotensi melayani orang dan barang, untuk mendukung operasional pertambangan emas yang ada di daerah Gosowong, Kabupaten Halmahera Utara, yang dikelola oleh perusahaan pertambangan PT Nusa Halmahera Minerals.
“Saya berterima kasih kepada pak Dirjen Perhubungan Udara yang sudah mempersiapkan ini dengan baik. Tadi saya cek bandaranya baik sekali, bahkan di luar ekspektasi saya. Bangunannya modern, indah sekali,” ucap Menhub yang didampingi Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto.
Kemenhub terus berkomitmen melakukan pembangunan dan pengembangan bandara, khususnya di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP), seperti di Provinsi Maluku Utara sebagai provinsi ke-34 atau terbaru di Indonesia, dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah tersebut.
Baca juga: Jokowi diagendakan resmikan Bandara Kuabang Kao Halmahera Utara
Baca juga: Bandara Babullah Ternate perketat penumpang khusus
Baca juga: Bertambah, maskapai yang buka penerbangan di Bandara Ternate
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: