Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak pelaku UMKM untuk dapat terus berinovasi dan mengoptimalkan teknologi digital, salah satunya penggunaan media sosial dan platform jejaring online.

"Jangan hanya digunakan untuk chating atau browsing saja. Coba cari komunitas dengan hobi serupa untuk berjejaring dan bersinergi, mudah-mudahan bisa membuka jalur dan potensi kolaborasi," ucap Teten pada acara Talkshow Launching Krealogi milik Du Anyam, secara daring, Selasa.

Menurut Teten, media sosial dapat digunakan untuk membangun kekuatan brand. Produksi konten secara konsisten akan menghadirkan narasi yang kuat untuk brand milik UMKM.

Selain itu, lanjutnya, penting bagi para pelaku UMKM untuk masuk ke dalam platform jejaring usaha.

Teten sekaligus mengapresiasi atas dirilisnya aplikasi Krealogi oleh Du Anyam yang menghubungkan para pelaku UMKM khususnya di bidang kriya dengan kebutuhan pasar.

“Krealogi oleh Du Anyam hadir dengan pemosisian yang sangat kuat, platform digital yang mempersiapkan penggunanya untuk dapat akses rantai pasok. Krealogi adalah ekosistem rantai pasok digital, khususnya bagi UMKM sektor kriya," ujar Teten.

Teten menambahkan, transformasi agar UMKM hadir dalam rantai pasok juga merupakan salah satu fokus program strategis KemenkopUKM.

“Saat ini, kontribusi ekspor UMKM masih di angka 14 persen, masih minim, masih jauh dibandingkan Jepang (54 persen) dan Tiongkok (70 persen)," kata MenkopUKM.

Tidak bisa dipungkiri, kunci dari performa negara-negara tersebut adalah bahwa hadirnya UMKM mereka dalam rantai pasok.

“Itulah sebabnya peran agregator dan enabler seperti yang Du Anyam hadirkan melalui Krealogi sangat krusial," kata Teten.

Oleh karena itu, MenkopUKM berharap platform digital dapat dieksplorasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Misal, Krealogi untuk aspek akses pasar dan pendampingan. Lalu, ada lagi platform lain yang mungkin fokus di aspek pembukuan, SDM, atau bahkan berkenaan pembiayaan.

"Implementasi transformasi ekonomi digital bagi UMKM yang menyeluruh merupakan kunci persiapan UMKM masa depan Indonesia yang tidak hanya relevan dengan perkembangan zaman, namun juga memiliki daya saing tinggi baik di level nasional maupun global," kata Teten.

Di awal 2021 ini, sekitar 12 juta UMKM atau sebanyak 19 persen dari total populasi UMKM di Indonesia, telah hadir dalam platform digital. Namun, Teten mengakui masih ada beberapa kendala. Pertama, berkenaan tingkat literasi digital yang masih relatif rendah secara rata-rata.

"Aspek ini meliputi kemampuan UMKM untuk melek digital, seperti mengoperasikan perangkat, aplikasi, platform digital, yang tentu saja berimbas pada efektivitas dalam pemanfaatan teknologi digital," kata MenkopUKM.

Isu fundamental lain juga tetap menjadi catatan. Yaitu, kapasitas usaha (berproduksi dalam skala besar dan ekonomis) dan kualitas produk (kualitas produk agar bisa bersaing dengan produk usaha besar di marketplace).

"Artinya, adaptasi teknologi oleh pelaku UMKM, baik dengan hadirnya pandemi maupun tidak, adalah sebuah keniscayaan," kata Teten.

Lebih jauh lagi, Teten menekankan bahwa pemerintahan pun harus bertransformasi digital untuk dapat memastikan tetap relevan dengan perkembangan zaman yang semakin dinamis. Termasuk di dalamnya terkait aspek pengadaan barang dan jasa bagi pemerintah dan BUMN.

“Saat ini, partisipasi pelaku usaha kecil dalam pengadaan pemerintah secara elektronik mencapai 41 persen atau 166.393 unit, dengan potensi mencapai lebih dari Rp320 triliun," kata MenkopUKM.

Untuk mendorong peran UMKM, Perpres Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah membuka peluang bagi UMKM dan koperasi untuk mengikuti pengadaan pemerintah hingga Rp15 miliar atau naik 6 kali lipat dari pagu nilai pengadaan sebelumnya.

Baca juga: Menkop UKM prediksi penjualan pakaian muslim capai Rp4,5 triliun

Baca juga: Koperasi dan UKM dalam rantai pasok industri

Baca juga: Teten dorong "new branding" UMKM yang lebih modern