Singapura (ANTARA) - Saham Singapura ditutup 0,21 persen lebih rendah hari Senin, karena investor mempertimbangkan prospek ekonomi yang cerah di satu sisi dan kekhawatiran bahwa suku bunga akan naik lebih cepat dari yang diantisipasi di sisi lain.

Pasar saham AS ditutup bervariasi Jumat lalu karena saham bank membebani pasar yang lebih luas.

Sementara itu, harga minyak mentah di Asia melemah di tengah kekhawatiran inflasi dan kekhawatiran atas arah permintaan jangka pendek.

Riset Ritel MayBank-Kim Eng mengatakan, "Secara teknis, indeks Straits Times yang sudah jenuh beli (overbought) menghadapi level resistance berikutnya di 3.180 poin, sedangkan level support jangka pendek berada di sekitar 2.900 poin."

Indeks acuan Singapura, Straits Times, turun 6,46 poin menjadi 3.128,08 poin. Volume perdagangan 1,85 miliar saham senilai 1,41 miliar dolar Singapura. Jumlah saham yang naik melebihi jumlah yang turun dengan 247 berbanding 226.

Emiten Fabchem China melonjak 118,39 persen menjadi 38 sen Singapura. Perusahaan ini menandatangani perjanjian jual beli dengan pemegang saham pengendali, Triple Vision, untuk melepas 100 persen sahamnya di Shandong Yinguang Technology seharga 18 juta dolar Singapura.

Dana 18 juta dolar Singapura akan dibayarkan kepada Fabchem China secara tunai oleh Triple Vision. Saham Fabchem China di Shandong Yinguang Technology berjumlah 156 juta yuan China. Setelah pelepasan yang diusulkan, Fabchem China bermaksud untuk melakukan pengurangan modal untuk distribusi tunai kepada semua pemegang saham perusahaan dengan harga 36,8 sen Singapura per saham.

Di antara yang naik, saham Jardine Strategic naik 0,68 persen menjadi 34,1 dolar AS, sementara DBS Group Holdings menjadi salah satu yang paling merugi dengan turun 0,46 persen menjadi 28,38 dolar Singapura. (1 dolar AS sama dengan 6,509 yuan China dan 1,34 dolar Singapura)

Baca juga: Saham Singapura berakhir turun 0,1 persen

Baca juga: Saham di Singapura berakhir naik 0,9 persen hari Kamis